Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Akhirnya Naik

Kompas.com - 11/08/2015, 07:13 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia menguat pada Senin (10/8/2015) waktu setempat, mengakhiri penurunan selama tiga sesi berturut-turut. Investor membeli minyak karena menilai harga emas hitam ini sudah mendekati level terendahnya.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 1,09 dollar AS ditutup pada 44,96 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September melonjak 1,80 dollar AS menjadi 50,41 dollar AS per barrel di perdagangan London.

"Orang-orang pada dasarnya mencari harga yang murah," kata Michael Lynch, analis di Strategic Energy & Economic Research.

"Belum ada banyak berita yang akan menjelaskannya, tapi kami sudah menurun tajam dalam minggu terakhir ini, orang-orang merasa kami dekat dengan posisi terbawah dan sudah waktunya untuk membeli," tambah dia.

Harga minyak AS secara umum berada di jalur menurun sejak awal Juli, jatuh dari sekitar 60 dollar AS per barel menjadi 40-an dollar AS karena produksi tinggi dari AS dan beberapa anggota penting OPEC, serta ketidakpastian prospek permintaan.

Analis Citi Futures Tim Evans mengatakan, minyak menerima dukungan dari kenaikan hampir lima persen dalam indeks komposit Shanghai pada Senin, serta pembicaraan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bisa menggelar pertemuan darurat.

"Obrolan OPEC lebih dari sebuah balon percobaan berulang," kata Evans.

"Sampai saat ini ia (OPEC) cenderung hanya untuk mengonfirmasi bahwa negara-negara Teluk Persia termasuk Arab Saudi tidak siap untuk mempertimbangkan perubahan saja," sebut dia.

Harga minyak juga naik setelah data menunjukkan bahwa Tiongkok mengimpor lebih banyak minyak mentah pada Juli.

Tiongkok mengimpor 30,710 juta ton minyak mentah pada Juli, naik 29 persen pada tahun-ke-tahun ke rekor tinggi, menurut data yang dirilis Minggu oleh Administrasi Umum Bea Cukai. Data impor dari Tiongkok, konsumen minyak mentah utama, mendorong pasar minyak mentah.

Harga minyak mentah juga mendapat dukungan penurunan dollar AS terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Senin, setelah melonjak ke tertinggi empat bulan di sesi sebelumnya.

Pelemahan dollar AS membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dollar lebih murah dan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com