Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2015, 12:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti, menghasilkan temuan-temuan saja tidak cukup. Penemuan di bidang kelautan dan perikanan (KP) sebagaimana yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) KKP, haruslah bisa diterapkan dan diakses masyarakat banyak. Sehingga, manfaat dari litbang pun bisa dirasakan untuk kemajuan sebuah negara.

Susi mengakui, saat ini masih banyak temuan-temuan di bidang Kelautan dan Perikana yang belum termanfaatkan. Salah satu indikasinya, perikanan budidaya di Indonesia masih 90 persen bergantung pada pakan impor. Padahal seharusnya dengan luas laut Indonesa, pakan untuk perikanan budidaya bisa 100 persen dicukupi dari dalam negeri.

Tidak bisa dipenuhinya pakan perikanan budidaya ini diakui Susi akan mengganggu sektor KP, terlebih lagi dengan adanya tekanan nilai tukar rupiah. Pada ujungnya, ketidakmampuan produksi dalam negeri ditambah pukulan kurs ini akan membuat daya saing pembudidaya turun.

“Padahal competitiveness harus menjadi tujuan utama bangsa kita. Kalau enggak, kita akan tertinggal dan hanya menjadi korban kapitalisasi pasar. Kita enggak bisa menjadi produsen dan hanya bisa menjadi konsumen. Sehingga yang dibutuhkan sekarang itu, inovasi yang sangat erat kaitannya dengan efiesiensi dan sufficiency,” kata Susi di kantornya, Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Susi mengatakan, inovasi harus dilakukan semua orang, tidak hanya pejabat, pelaku usaha, tapi juga nelayan dan pembudidaya. Namun, untuk mengejar tumbuhnya inovasi ini, pemerintah juga diminta tidak ‘mengawang-awang’. Khusus kepada jajarannya dan juga pemerintah secara luas,

Susi meminta agar pemberdayaan terhadap nelayan dan pembudidaya harus lebih konkret. “Saya tidak mau melihat dalam presentasi KKP ada bahasa pemberdayaan. Ganti dengan ‘menjadi’, ‘mendirikan’, ‘membuat’, ‘membayar untuk’. Tidak boleh lagi ada bahasa yang tidak konkret. Ini inovasi Susi,” ucap dia.

Misalnya, lebih lanjut dia menjelaskan, pemberdayaan untuk nelayan tangkap bisa dijabarkan dengan kegiatan pembelian kapal, pembelian jaring, dan sebagainya. “Mohon inovasi saya ini disampaikan ke Menteri Keuangan dan Bappenas,” kata Susi disambut tepuk tangan hadirin.

baca juga: Geram terhadap Impor Garam, Menteri Susi Mengadu ke Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com