Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Pelemahan Mata Uang Juga Terjadi di Negara Asia Lainnya

Kompas.com - 12/08/2015, 15:33 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla lagi-lagi mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dollar AS bukan hanya terjadi di Indonesia. Devaluasi yuan turut mempengaruhi nilai tukar mata uang di negara lain di Asia.

"Ya kan salah satu efek devaluasi yuan kemarin, akibat Yuan-nya melemah kan ke dollar AS, makanya Indonesia terikut. Bukan hanya Indonesia tetapi negara asia lain juga," kata Kalla di Jakarta, Rabu (11/8/2015).

Wapres juga menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah bukan sekadar dipengaruhi kinerja pemerintah dalam membangun perekonomian nasional. Ada faktor eksternal yang berkorelasi dengan faktor internal.

"Artinya kan Indonesia berhubungan, tentu banyak juga yang menilai apa yang kita buat, tetapi selalu ada korelasi internal dan eksternal," sambung Kalla.

Mengenai pengaruh perombakan kabinet (reshuffle) terhadap melemahnya nilai tukar rupiah, Kalla menepis anggapan tersebut.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS makin terpuruk pasca devaluasi yuan. Pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, rupiah langsung tenggelam menembus level 13.800 dibanding penutupan kemarin pada 13.607,4.

Data Bloomberg pukul 08.45 WIB menunjukkan, mata uang Garuda terpuruk ke posisi Rp 13.810 per dollar AS, posisi terendah sejak masa krisis tahun 1998. Tercatat pada tanggal 17 Juni 1998, rupiah pernah berada di puncak rekor terlemah pada Rp 16.650 per dollar AS. Langkah People's Bank of China mendevaluasi nilai tukar yuan berpotensi mempersulit posisi rupiah dalam jangka menengah. Menyusul devaluasi yuan, hampir seluruh mata uang di Asia-Pasifik melemah cukup tajam bersamaan dengan anjloknya harga komoditas.

PBoC pada Selasa (11/8/2015) memutuskan untuk mendevaluasi yuan yang diperkirakan dilakukan untuk mendongkrak tingkat kompetisi barang ekspor Tiongkok yang terus tergerus. Selain akibat kenaikan produktivitas dan gaji buruh, juga akibat pelemahan “sengaja” mata uang negara kompetitor (seperti Korea dan Jepang).

Kompas TV Rupiah Terus Mengalami Penurunan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com