Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Devaluasi Yuan Makin Tipis, Mata Uang di Kawasan Asia Pasifik Bangkit

Kompas.com - 13/08/2015, 14:46 WIB
TOKYO, KOMPAS.com - Mata uang di kawasan Asia mayoritas menguat pada hari ini, Kamis (13/8/2015) setelah dua hari sebelumnya terperosok ke posisi terendah sejak krisis menghantam kawasan ini hampir dua dekade lalu.

Mata uang negara-negara emerging market termasuk rupiah, peso FIlipina serta won Korea Selatan menguat tipis terhadap dollar AS setelah China kembali menurunkan kurs acuan yuan sebesar 1,1 persen.

Devaluasi yuan yang hari ini lebih tipis dari dua hari sebelumnya serta kabar bahwa bank sentral China akan melakukan stabilisasi yuan agar mata uang tersebut tidak kembali melemah ikut berkontribusi terhadap penguatan mata uang kawasan.

"Hal ini menunjukkan suasana pasar yang buruk telah berlalu," ujar Patrick Bennett, analis pada Canadian Imperial Bank of Commerce, Hong Kong, sebagaimana dikutip oleh Bloomberg dan AFP, Kamis (13/8/2015).

Dia menuturkan bahwa intervensi bank sentral China telah menenangkan pasar. "Tidak ada tanda-tanda bahwa yuan akan melemah selamanya," lanjut dia.

Di pasar Tokyo, dollar AS diperdagangkan di 124,39 yen, naik jika dibandingkan dengan perdagangan di pasar New York 124,24 yen per dollar AS.

Devaluasi yuan yang ketiga kalinya oleh bank sentral China menarik perhatian pelaku pasar, bahwa perekonomian negara Tirai Bambu itu lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Aksi yang dilakukan bank sentral China, bagaimanapun, telah merontokkan mata uang di kawasan Asia-Pasifik. Seperti halnya ringgit Malaysia yang melemah hingga titik terendah dalam 17 tahun terakhir karena pasar khawatir hal itu akan mempengaruhi perekonomian negara itu.

Para analis memperingatkan bahwa mata uang di kawasan Asia-Pasifik masik menghadapi risiko pelemahan setelah dua hari lalu rontok hingga menyentuh level terbawah sejak krisis 1998.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com