Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Amunisi BI Menstabilkan Rupiah

Kompas.com - 19/08/2015, 11:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas moneter sedang menyusun sejumlah amunisi untuk mengurangi tekanan pada nilai tukar. Utamanya, Bank Indonesia (BI) akan memperpanjang tenor berbagai instrumen moneter agar bisa menjadi pilihan investor dan perbankan untuk memasukkan dananya.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ekonomi yang melambat menyebabkan permintaan kredit melambat. Akibatnya, setelah Lebaran ini BI melihat terjadi arus balik likuditas sehingga terjadi likuditas yang cukup berlebih. Perbankan mempunyai modal namun tidak bisa tersalurkan karena lesunya permintaan kredit.

Sekedar mengingatkan, berdasarkan data Mei 2015, kredit yang telah disalurkan perbankan tercatat Rp 3.792,8 triliun atau tumbuh 10,3 persen (year on year), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya. Pertumbuhan likuiditas uang beredar juga susut sebagai bukti minimnya konsumsi masyarakat. Posisi Juni 2015 pertumbuhan uang beredar sebesar Rp 4.359,5 triliun atau tumbuh 13,0 persen bila dibanding periode Juni 2014.

Pertumbuhan uang beredar Juni ini lebih rendah dibanding pertumbuhan Mei yang mencapai 13,4 persen. Sebelumnya, pertumbuhan uang beredar April 2014 bahkan mencapai 14,9 persen.

Hal inilah yang dalam pantauan BI menyebabkan likuiditas rupiah dalam jangka pendek mengalami kelebihan sehingga memberi tekanan tambahan pada rupiah. BI pun bergerak dengan menggeser tenor instrumen moneter BI di Deposit Facility atau yang dikenal dengan Fasbi yang sebelumnya bersifat overnight atau satu malam ke arah 1 minggu, 3 minggu, 1 bulan, hingga 3 bulan.

"Ini (kebijakan) jangka pendek sampai menunggu permintaan kreditnya naik," ujarnya, Selasa (18/8/2015).

Dalam catatan BI, kelebihan likuditas perbankan di BI mencapai sekitar Rp 240 triliun di mana yang di-overnight-kan di Fasbi sekitar Rp 110 triliun.

Nominal yang cukup besar ini apabila tidak dijaga dan ditampung dalam suatu instrumen akan menyebabkan tekanan pada rupiah. Selain Fasbi, BI juga akan kembali menerapkan lelang instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 9 bulan. SBI dengan tenor 9 bulan ini sebelumnya ditutup oleh BI karena sepi peminat.

Namun, saat ini BI melihat instrumen dengan tenor yang lebih panjang sangat penting untuk menambah pasokan valuta asing (valas). "Apalagi kalau 9-12 bulan itu bisa dibeli oleh asing sehingga bisa memberikan outlet asing," terangnya.

Saat ini SBI yang ada adalah tenor jangka pendek seperti 1 dan 3 bulan. (Margareta Engge Kharismawati)

baca juga: Rupiah Sentuh Level Terlemah dalam 17 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Work Smart
Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com