Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Janji Masalah Daging Ayam Selesai Paling Lama Dua Pekan

Kompas.com - 19/08/2015, 20:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berjanji akan menyelesaikan masalah melambungnya harga daging ayam yang berujung pada aksi mogok para pedagang ayam. Kalla mengatakan, masalah ini selesai dalam satu hingga dua pekan.

Ia menilai, pasokan ayam siap potong perlu ditambah. Kurangnya pasokan ayam siap potong ini juga dipengaruhi mahalnya harga pakan ternak.

"Menambah suplai, karena ada masalah mahalnya makanan ternak. Itu akan kita perbaiki, itu saja masalahnya," ujar Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Menyusul pemogokan pedagang daging sapi, para pedagang daging ayam di sejumlah pasar pun menjalankan aksi yang sama. Seperti saat terjadi kelangkaan daging sapi, polisi juga akan melakukan penyelidikan terkait daging ayam.

Pedagang tak dapat keuntungan

Pantauan Kompas di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan, harga jual ayam potong stabil tinggi. Kondisi ini memicu pedagang melakukan mogok berjualan ayam potong. Pemogokan itu terjadi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa kemarin, karena harga ayam sekitar Rp 35.000 per kilogram di tingkat pasar tradisional.

Supangad (60), salah seorang pedagang ayam potong, mengatakan, mereka terpaksa berhenti berjualan karena harga ayam terus naik. Modal pedagang terus tergerus oleh kenaikan harga. Kenaikan harga jual ayam potong juga terjadi di pasar tradisional di Solo dan Sukoharjo, Jawa Tengah. Harga jual ayam potong di tingkat konsumen Rp 34.000-Rp 35.000 per kilogram.

Kenaikan harga ayam potong juga terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dalam dua hari terakhir, harganya naik dari Rp 30.000 jadi Rp 35.000 per kilogram. Namun, anehnya, kenaikan harga ayam potong per kilogram di berbagai pasar tradisional tidak dinikmati oleh para peternak.

Saat ditemui di sentra produksi ternak ayam potong di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mereka mengaku tidak menikmati keuntungan harga yang melonjak hingga Rp 40.000 per kilogram. Saat ini, kata Ketua Perhimpunan Peternak Ayam Nasional Heri Dermawan, di Ciamis, Selasa, di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya ada sekitar 6.000 peternak dengan kepemilikan 1.500-2.000 ayam per orang.

Kenaikan itu mengejutkan karena sampai saat ini peternak menjual ayam hidup Rp 21.000 per kilogram. Setelah dikirim dan dipotong di Bandung, harga idealnya Rp 34.000-Rp 35.000 per kilogram. Harga Rp 38.000-Rp 40.000 per kilogram bukan harga yang wajar. Apalagi, pedagang sudah dapat untung Rp 2.000-Rp 3.000 per ekor dari penjualan kepala, hati, dan ampela ayam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com