Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Diprediksi Bakal Merosot di Bawah 40 Dollar AS

Kompas.com - 20/08/2015, 07:04 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak di New York merosot ke tingkat terendah dalam enam setengah tahun terakhir, pada perdagangan Rabu (19/8/2015) waktus setempat (Kamis pagi WIB), didorong naiknya persediaan minyak AS. Analis pun memperkirakan harga emas hitam ini akan ada di bawah level 40 dollar AS.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September melorot 1,82 dollar AS ditutup pada 40,80 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange. Kontrak sempat turun ke level 40,46 dollar AS per barrel di awal sesi, yang merupakan posisi terendah 6,5 tahun terakhir ini.

Sementara patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 1,65 dollar AS menjadi 46,81 dollar AS per barrel di perdagangan London.

Penurunan terjadi setelah laporan Departemen Energi AS (DoE) menunjukkan stok minyak naik 2,6 juta barrel dalam pekan yang berakhir 14 Agustus. Data juga menunjukkan kenaikan 300.000 barrel di pusat perdagangan yang dipantau cermat di Cushing, Oklahoma.

Para pedagang bersiap untuk pelemahan lebih lanjut dengan berakhirnya musim mengemudi pada musim panas.  "Karena kita bergerak ke beberapa bulan berikutnya, permintaan minyak mentah akan menurun, mengkhawatirkan pasar," kata Andy Lipow, kepala konsultasi Lipow Oil Associates di Houston.

Lipow dan analis lainnya memperkirakan harga minyak akan merosot di bawah 40 dollar AS per barrel.

Faktor-faktor bearish termasuk kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar, pelambatan permintaan di Tiongkok, dan bertahannya produksi tinggi di Arab Saudi serta beberapa negara OPEC lainnya.

"Kami mungkin cenderung untuk beberapa pelemahan lebih lanjut," kata Fred Lawrence, wakil ketua ekonomi dan hubungan internasional di Independent Petroleum Association of America.

"Saya tidak selalu memperkirakan harga akan begerak ke bawah 40 dollar AS untuk jangka waktu yang panjang, tapi jelas siap untuk hal itu," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com