Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Pemberian Subsidi BBM Tetap Diperlukan

Kompas.com - 20/08/2015, 14:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Fraksi Partai Demokrat (F PD) meminta pemerintah untuk kembali mengalokasikan anggaran untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.

Demikian salah satu pandangan pokok F PD yang disampaikan Verna Gladies Merry Inkiriwang, dalam rapat paripurna DPR RI, beragendakan pandangan fraksi atas RAPBN 2016 dan nota keuangan, Kamis (20/8/2015).

Verna menyampaikan, F PD berpandangan bahwa pengurangan subsidi yang telah dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu sebesar Rp 240 triliun belum memberikan dampak optimal dalam program pembangunan dan terhadap kesejahteraan masyarkat baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.

“F PD menilai pemberian subsidi BBM tetap perlu dilakukan,” ucap Verna.

Dalam poin sama, Verna juga menyampaikan F PD berpandangan bahwa pemberian subsidi listrik harus tepat sasaran. Hal tersebut dilakukan seiring dengan upaya penambahan kapasitas tenaga listrik.

Di sisi lain, F PD juga berharap pemerintah cermat dalam mengurangi ketergantungan terhadap minyak mentah dunia. Energi baru dan terbarukan merupakan alternatif jawaban. Namun, F PD juga meminta pemerintah untuk serius meningkatkan produksi terjual atau lifting minyak dan gas (migas) serta memperbaiki tata kelola migas.

Pada bagian lain Verna mengatakan, F PD juga meminta pemerintah untuk memperhatikan konektivitas ekonomi nasional serta internasional. F PD mengingatkan pemerintah mengenai implementasi tol laut.

Sementara itu, pandangan F PD mengenai tantangan tenaga kerja adalah pemerintah harus mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka di bawah lima persen. Pemerintah juga diminta untuk memberikan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja, mengindarkan pemutusan hubunga kerja, serta meningkatkan pelatihan.

“F PD juga meminta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan Polri dan aparat penegak hukum,” sebut Verna dalam poin berikutnya.

Menurut F PD, target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen cukup realistis dan bisa dicapai asal pemerintah serius menjalankan kebijakan pembangunan yang konstruktif, kreatif, dan koordinatif. Sementara itu, soal stabilitas nilai tukar, F PD meminta pemerintah mampu mengelola utang baik dalam negeri maupun luar negeri dengan hati-hati.

“Memperkecil rasio utang terhadap PDB dan tidak mengurangi cadangan devisa untuk menjaga stabilitas fundamental ekonomi Indonesia,” ucap Verna.

Lebih lanjut dia juga bilang, pemerintah harus bekerja lebih keras bersama Bank Indonesia untuk menjag target laju inflasi 4,7 persen. Ini bisa dilakukan bersama-sama dengan TPID. Soal target penerimaan perpajakan, F PD menilai pemerintah terlalu optimis. Hal ini terlihat dari realisasi 2015 yang masih rendah, padahal tinggal tersisa empat bulan.

Di sisi lain, F PD mengingatkan pemerintah untuk mengoptimalkan realisasi penyerapan anggaran 2015. “Rendahnya penyerapan anggaran sampai Agustus yang hanya 26 persen mesti dievaluasi dan dipelajari sungguh-sungguh agar tidak terulang di tahun 2016,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com