Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Ungkap Pihak di Balik Membengkaknya Utang Luar Negeri

Kompas.com - 23/08/2015, 16:52 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Dani Setiawan mengatakan, melambungnya utang pemerintahan Indonesia merupakan imbas dari berbagai proyek perusahaan Badan Usaha Milik Negara dan sejumlah konglomerat. Menurut dia, sebaiknya pemerintah membuka data siapa saja pihak yang selama ini membuat utang Indonesia kian melambung.

"Pemerintah harus menunjuk hidung konglomerat dan perusahaan BUMN yang paling banyak ngutang ke luar negeri. Selama ini kan kita bilangnya pemerintah terus (yang berutang)," ujar Dani dalam diskusi di Jakarta, Minggu (23/8/2015).

Terlebih lagi, pemerintah berencana meningkatkan penarikan utang baru dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Dani menduga, publik mengetahui pihak-pihak yang menyebabkan banyaknya utang pemerintah ke luar negeri. Namun, pemerintah enggan terbuka.

"Saya rasa mereka diketahui publik. Jangan sampai mereka ini yang pinjam utang keluar negeri bikin kita menanggung beban moneter yang besar," kata Dani.

Berdasarkan data AEPI, penarikan utang luar negeri dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 48,6 triliun. Sementara dalam RAPBN 2016, meningkat drastis sebesar Rp 72,8 triliun.

Melihat angka tersebut, kata Dani, pemerintah nampak tidak serius mengurangi utang negara ke luar negeri.

"Kami tidak lihat presiden ada niat mengurangi ketergantungan utang luar negeri maupun surat negara," kata Dani.

Dani lantas mempertanyakan apa yang melatarbelakangi pemerintah untuk meningkatkan utang luar negeri. Oleh karena itu, Dani menilai pemerintah perlu mengungkap siapa saja yang kerap berutang ke luar negeri dalam jumlah besar agar masyarakat ikut mengawasinya.

"Tahun ini mau liberalisasi apa yang mau didorong melalui kebijakan utang luar negeri? Harus dibuka supaya rakyat juga bantu kontrol," kata Dani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com