Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Unilever Kembali Naikkan Harga Jual Produk

Kompas.com - 26/08/2015, 11:32 WIB

CIKARANG, KOMPAS.com - Demi menyelamatkan margin, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kembali mengerek harga jual produk. Pada Agustus ini, UNVR mengerek rata-rata harga jual sekitar 1 persen.

Kenaikan tersebut lantaran nilai tukar rupiah yang semakin melemah. "Sebanyak 55 persen biaya kami berhubungan dengan hard currencies. Terpaksa harus menyesuaikan," sebut Direktur Hubungan Eksternal UNVR Sancoyo Antarikso, Selasa, (25/8/2015).

Sebelumnya, UNVR menaikkan harga jual 1 persen pada Maret. Tahun lalu, UNVR dua kali menaikkan harga jual yakni 4 persen-5 persen pada bulan Maret dan 5 persen bulan September.

Sejak awal tahun, nilai tukar rupiah telah melemah 13,07 persen. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah berada di posisi Rp 14.067. Sementara di akhir tahun lalu, kurs rupiah hanya Rp 12.440.

Sancoyo mengaku, belum tahu apakah akan kembali mengerek harga jual jika rupiah terus melemah. Menurut dia, UNVR akan terus memonitor perkembangan nilai tukar rupiah.

Lebih lanjut, UNVR berencana menggenjot ekspor. Perseroan tengah mempersiapkan peningkatan ekspor ke negara yang banyak memiliki populasi masyarakat Indonesia.

Yogi Sapta Prakoso, General Manufacturing Manager Foods UNVR menyebutkan, UNVR telah mengekspor ke Filipina, Singapura, Malaysia, Belanda, Australia, Korea Selatan dan Afrika Selatan. Tapi karena mengutamakan penyerapan domestik, UNVR masih membatasi porsi ekspor. Porsi ekspor UNVR baru sekitar 5 persen terhadap total penjualan.

Investasi Rp 8,5 triliun

Untuk menambah produk ekspor, UNVR terus berinvestasi.  Perusahaan baru saja meresmikan pabrik bumbu masak Royco dan kemasan kecap Bango di Cikarang. Tak hanya memenuhi pasar Indonesia, pabrik ini nantinya juga untuk memenuhi permintaan ekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa dan Afrika.

Investasi pabrik baru membengkak 64 persen dari rencana awal. Tadinya, UNVR mengajukan nilai investasi Rp 500 miliar ke Badan Koordinasi Penanaman Modal. Ternyata investasinya mencapai Rp 820 miliar.

Sancoyo mengaku, ada dua hal yang membuat investasi pabrik membengkak. Pertama, peningkatan kapasitas produk dari rencana semula. Pabrik kesembilan UNVR ini berkapasitas 7 miliar pieces per tahun untuk produk Royco dan Bango. (Annisa Aninditya Wibawa)

Kedua, beban komponen mata uang asing di pembangunannya meningkat karena pelemahan nilai tukar rupiah. Yogi mengungkapkan bahwa 30 persen mesin untuk pabrik Royco merupakan impor. Sementara pabrik Bango memiliki porsi impor lebih besar.

Pier Luigi Sigismondi, Chief Supply Chain Officer Unilever mengatakan, UNVR terus berupaya memperkuat posisi untuk mewujudkan visi menumbuhkan bisnis dua kali lipat. "Untuk itu, langkah strategis perlu kami ambil. Salah satunya dengan berinvestasi di negara yang memiliki potensi besar dengan pertumbuhan yang relatif baik seperti Indonesia," kata Pier.

UNVR merampungkan pabrik oleochemical di Sei Mangkei, Sumatera Utara pada Maret lalu. Peresmian baru akan dilakukan November mendatang. Pabrik ini menelan biaya investasi sebesar Rp 2 triliun.

Investasi pabrik-pabrik baru ini merupakan bagian investasi sebesar Rp 8,5 triliun di Indonesia selama lima tahun terakhir. Direktur Utama UNVR Hermant Bakshi mengungkapkan, investasi perusahaan akan terus meningkat dalam lima tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com