Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Kontribusi Sektor Hulu Migas Ala Pewarta Warga

Kompas.com - 28/08/2015, 22:00 WIB

KOMPAS.com – SKK Migas yang menjadi pengawas dan pengendali sektor hulu migas, sejak awal kemunculannya konsisten membesarkan kapasitas nasional. Lembaga negara ini punya andil dalam memberikan kontribusi di berbagai sektor ekonomi. Namun, apa pun pencapaian dengan berbagai data dan fakta menyertainya, masih tak cukup membendung imej negatif terhadap institusinya.

Berbagai langkah pun dijalankan, baik internal institusi dengan meningkatkan integritas sumber daya manusianya, sambil fokus menjalankan peran utamanya memberikan sokongan besar terhadap ekonomi Indonesia.

Langkah SKK Migas tersebut tak lantas dipahami oleh pihak terkait industri hulu migas, apalagi masyarakat awam. Untuk membuka wawasan, menyeimbangkan persepsi negatif yang terlanjur mendominasi, SKK Migas sekali lagi menggandeng netizen, yang tergabung dalam komunitas penulis blog Kompasiana atau Kompasianer.

Satu lagi kegiatan yang bertajuk Kompasiana Nangkring bersama SKK Migas berlangsung. Kali ini tema yang diangkat lebih menekankan pada "Kontribusi Sektor Hulu Migas Terhadap Indonesia". Sebanyak 30 Kompasianer menghadiri kegiatan edukasi sektor hulu migas ini, mereka terseleksi dari hampir 100 pendaftar ke redaksi Kompasiana.

Komunitas penulis dan pewarta warga di Kompasiana memiliki antusiasme tinggi terhadap kegiatan Nangkring yang sudah ketiga kalinya diadakan bersama SKK Migas (dengan tema berlainan) ini. Keinginan warga untuk memahami sektor hulu di industri migas, lebih dekat, langsung kepada para pelakunya, bukan dari informasi yang membanjiri media arus utama, masih tinggi. Keterlibatan warga menjadi penting sebagai penyeimbang informasi. Pasalnya, melalui kegiatan temu netizen inilah langkah nyata sektor hulu migas melalui SKK Migas terbongkar. Informasi yang kerap tak mendapatkan cukup porsi dalam pemberitaan.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas, Elan Biantoro dengan 25 tahun pengalamannya di sektor migas, memberikan paparan komprehensif yang menarik perhatian dan mengundang banyak pertanyaan kritis dari warga para penulis blog Kompasiana.

Satu jam berdiskusi tak cukup membedah kontribusi sektor hulu migas. Elan menyampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna mengenai kegiatan hulu migas, yakni eksplorasi dan eksploitasi. Sebagian peserta yang pernah mengikuti kegiatan serupa sejak Februari 2015 lalu, semakin mendalami kegiatan hulu migas. Banyak data tersampaikan, menunjukkan seberapa besar kiprah dan kontribusi sektor hulu migas.

Catatan pentingnya terletak pada tiga hal. Pertama, bagaimana sektor hulu migas menciptakan multiplier effect terhadap lapangan pekerjaan, kapasitas nasional, hingga Hankamnas.

"Sektor hulu migas punya peran terhadap Hankamnas, di blok Natuna misalnya yang berbatasan dengan Vietnam dan Malaysia, kita menjaga daerah perbatasan," kata Elan di sesi diskusi Kompasiana Nangkring bersama SKK Migas di Ruang Serba Guna SKK Migas, City Plaza, Jakarta, Jumat (28/8/2015).

Kedua, penyedia energi masih dari sektor migas, bahan bakar/baku domestik 49 persennya berasal dari minyak, dan 20 persennya dari gas. Selebihnya, 20 persen dari batubara, dan kurang dari lima persen berasal dari geotermal seperti energi air dan angin.

"Ini intangible, enggak kerasa, tapi 70 persen berasal dari industri hulu migas," kata Elan.

Ketiga, kontribusi pendapatan negara dari sektor hulu migas mencapai Rp 300 Triliun pada 2014. Meski ada kecenderungan menurun pada 2015 akibat turunnya harga minyak dunia.

Dari sektor SDM, jika pada 1970 dominasi pekerja asing di sektor hulu migas masih tinggi, mulai 2003, dengan keberadaan SKK Migas, kapasitas nasional lebih menjadi perhatian. Level manager dalam industri hulu migas mulai terisi oleh orang Indonesia, para diaspora pun kembali ke Indonesia, karena industri hulu migas Indonesia dianggap bisa mensejahterakannya.

Sektor perbankan pun merasakan efeknya, dengan kebijakan SKK Migas yang mengharuskan keterlibatan BUMN dan BUMD pada transaksi tertentu. Membesarkan kapasitas dan kapabilitas nasional, praktik-praktik ramah lingkungan kemudian menjadi fokus industri hulu migas ke depan, alih-alih sekadar fokus pada pendapatan negara.

Multiplier effect inilah yang menjadi kontribusi besar sektor hulu migas, meski tak banyak yang mengetahuinya, sehingga akhirnya SKK Migas memilih berdialog dengan netizen dari Kompasiana untuk menyebarluaskan pesan melalui media sosial dan berbagai kegiatan menulis online, salah satunya dengan flash blogging (menulis blog dalam waktu 30 menit) di penghujung acara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com