Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beban Meningkat, PLN Perlu Diperkuat

Kompas.com - 31/08/2015, 08:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan setrum pelat merah PT PLN (Persero) perlu diperkuat baik manajemen maupun keuangan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, hal tersebut dikarenakan dalam lima tahun mendatang beban PLN menjadi dua kali lipat, seiring dengan terealisasinya program kelistrikan 35.000 megawatt (MW).

"Sekarang kapasitas terpasang 53.000MW. Tahun 2019, PLN akan menanggung beban dua kali lipat," kata Sudirman dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta pada Minggu (30/8/2015).

Sudirman menjelaskan, tambahan beban PLN diperoleh dari proyek kelistrikan 35.000MW ditambah program percepatan pembangunan pembangkit listrik tahap I sebesar 7.000MW. Sehingga total tambahannya menjadi 42.000MW. "Kita terus diskusi sama BUMN. Mau tak mau PLN harus memperkuat dirinya," ucap mantan bos PT Pindad (Persero) itu.

Salah satu contoh penguatan PLN, menurut Sudirman, bisa dengan PLN-PLN regional. Ia menjelaskan, manajemen PLN di regional nantinya akan fokus pada berjalannya operasi serta pelayanan publik. "Sementara di korporatnya itu fokus pada pengembangan, investasi, pembangunan pembangkit baru,"  kata dia.

Dengan penguatan manajemen ini, ia yakin kinerja PLN bisa baik.  "Bayangkan saja, kalau sekarang mereka mengoperasikan kapasitas 53.000MW, lima tahun lagi akan menjadi 100an MW, jadi akan dua kali lipat. Jadi karena itu kekuatan manajemennya perlu ditingkatkan," jelas Sudirman.

Sementara itu, pemerintah pun memperkuat keuangan PLN dengan menyuntikkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun anggaran 2016. PMN yang diusulkan dalam nota keuangan sebesar Rp 10 triliun, dan merupakan nominal terbesar dari 22 perusahaan BUMN yang diajukan mendapat suntikan modal dari APBN.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa sependapat dengan Sudirman. Ke depan PLN perlu diperkuat dengan memperjelas fokusnya apakah untuk bisnis ataukah servis. Pembagian PLN regional untuk hal ini bisa jadi satu kebijakan penguatan.

Bagi Fabby, proyek kelistrikan 35.000MW mutlak direalisasikan meskipun dia yakin angka tersebut belum menunjukkan pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia secara riil.

"Pertumbuhan listrik kita saat ini bukan pertumbuhan yang riil tapi kemampuan pemerintah. Ketika rasio elektrifikasi sudah terpenuhi, baru pertumbuhan listrik driven by pertumbuhan ekonomi," terang Fabby.

Sementara itu, untuk keberhasilan proyek kelistrikan 35.000MW Fabby menuturkan banyak sumber pendanaan lain yang bisa digunakan.  "Ada instrumen yang bisa membantu. DAK (Dana Alokasi Khusus) bisa digunakan untuk melistriki masyarakat di daerah terpencil," ucap Fabby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com