Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

El Nino Capai Memuncak, Pemerintah Diminta Antisipasi Kenaikan Harga Beras

Kompas.com - 01/09/2015, 15:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – El Nino diperkirakan masih akan memberikan dampak setidaknya sampai Oktober mendatang. Badan Pusat Statistik (BPS) meminta instansi terkait mengantisipasi kenaikan harga beras.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, hal tersebut disebabkan lantaran harga gabah dan beras pada bulan Agustus kemarin saja sudah mengalami kenaikan. Indikasi ini bisa dijadikan perhitungan bagi pemerintah untuk melakukan intervensi, di samping ketersediaan pasokan di gudang Bulog.

“Saya kira inflasi September tidak jauh beda dari Agustus. Tapi mungkin beras (harus diantisipasi), karena gabahnya naik 3,4 persen di Agustus. Jadi mungkin beras mesti diwaspadai, selain produk-produk lainnya,” ungkap Sasmito usai paparan inflasi BPS, di Jakarta, pada Selasa (1/9/2015).

BPS melansir terjadi kenaikan harga gabah pada bulan Agustus 2015 jika dibandingkan sebulan sebelumnya. BPS mencatat harga rata-rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 3,4 persen dibanding bulan Juli 2015 atau month to month (mtm), menjadi di level Rp 4.594,72 per kilogram. Sedangkan, harga rata-rata gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 0,19 persen mtm, menjadi Rp 5.247,92 per kilogram.

“Potensi naik pasti ada (harga beras). Paling tidak indikatornya dari harga gabah yang sekarang. Kemungkinan naik. Tinggal pemerintah mengantisipasi harga beras di bulan September tidak setinggi kenaikan harga gabah di bulan Agustus,” jelas Sasmito.

Opsi impor

Untuk menjaga stabilitasi harga beras pada bulan September ini, Sasmito membenarkan opsi impor bisa diambil oleh pemerintah. Memang benar, kata Sasmito, masih ada stok di Bulog sekitar 2 juta ton.

“Misalkan intervensi pasar, Bulog jual gabah dengan harga murah, kemudian stoknya turun, ya kemungkinan iya (butuh impor),” kata dia.

Lebih lanjut, dia bilang, BPS sendiri mempunyai tolok ukur untuk memberikan masukan kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan intervensi. Indikatornya ialah, kenaikan harga beras selama dua bulan terakhir berturut-turut mencapai tiga persen. Itu pun, dilihat dari harga di tingkat eceran.

“Kalau dari kita sih, ketika harga beras sebulan-dua bulan sudah naik berturut-turut tiga persen, ya itu harus diintervensi. Kalau naiknya masih di bawah itu, ya warning saja,” pungkas Sasmito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com