ADB Kucuri Pinjaman ke Indonesia Rp 5,6 Triliun

(Baca: Jokowi: IMF, Bank Dunia, dan ADB Tak Memberi Solusi)

"Sektor finansial yang efisien menjadi satu hal yang penting untuk menopang stabilitas dan pertumbuhan, termasuk untuk membantu regulator industri finansial, OJK,” ujar Jim Nugent, Direktur ADB Asia Tenggara dalam keterangan resminya, Selasa (1/9/2015).

Menurut ADB, perekonomian Indonesia saat ini di persimpangan jalan. Hal itu terlihat dari melambatnya pertumbuhan ekonomi dari 6,4 persen pada 2010 menjadi 4,7 persen pada semester I tahun 2015 akibat melemahnya harga komoditas serta kebijakan makro ekonomi yang ketat. Selain itu, ketimpangan pendapatan juga semakin menganga.

“Ketika hubungan antara sektor finansial dan pertumbuhan ekonomi tercapai, hal ini perlu disempurnakan dengan reformasi yakni memperbesar akses finansial untuk mempersempit kesenjangan ekonomi," tambah Sani Ismail Ekonom ADB Asia Tenggara.

Sejauh ini, hanya 22 persen dari keseluruhan masyarakat kurang mampu yang memiliki rekening bank. Dari jumlah itu, hanya 13 persen yang menyimpan uangnya di lembaga keuangan.

OJK telah menggulirkan reformasi finansial di Indonesia melalui program inklusi keuangan yang didukung oleh kebijakan pemerintah. Beberapa program yang dilakukan di antaranya melalui pengembangan akses finansial bagi masyarakat miskin.