Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Ingatkan "Guide" di Bali Tak Jual Beli Dollar AS

Kompas.com - 05/09/2015, 21:18 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS. com- Isu para guide atau pemandu wisata di Bali yang melakukan praktik jual beli dollar AS dan sejumlah uang asing lainnya disikapi oleh perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali. Penawaran jual beli mata uang asing terutama dollar AS diduga dilakukan para pemandu wisata di Bandara Ngurah Rai dan objek wisata di Bali. "Saya sempat ditanya salah satu biro perjalanan yang ingin menerima pertukaran dollar ke rupiah dari tamunya (wisatawan) secara langsung, saya katakan tidak boleh. Ada yang memberikan informasi soal guide-guide yang ikut menjual dollar, nanti saya akan mengumpulkan asosiasi guide di Bali, tidak boleh jual beli dollar, ditangkap nanti," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, Sabtu (5/9/2015).

Dewi juga menyampaikan bahwa bisnis jual beli mata uang asing harus mendapatkan izin  dahulu ke Bank Indonesia. Jadi seseorang tidak sembarangan melakukan praktik ilegal seperti diduga.

Menurut Dewi, Jika tidak ditertibkan, jual-beli ilegal itu dikhawatirkan akan mematikan bisnis Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing ( KUPVA) di Bali yang semakin mengalami persaingan ketat. "Masih banyak KUPVA ilegal. Kalau melakukan bisnis jual beli mata uang asing harus berbentuk PT (Perseroan Terbatas), minta izin dulu ke Bank Indonesia. Kalu sudah begini kan juga mematikan KUPVA," tambahnya.

Dewi melanjutkan, asosiasi KUPVA juga sudah mengirim surat ihwal adanya jual beli dollar AS ilegal. Bank Indonesia pun sedang melakukan upaya, selain sosialisasi berikut pendekatan kepada asosiasi pemandu wisata di Bali agar bisa bekerja sama dengan baik dalam menjaga kondusifnya sektor pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com