Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski TKI Ilegal, BNP2TKI Tetap Urus Korban Kapal Tenggelam di Malaysia

Kompas.com - 06/09/2015, 22:06 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) memastikan tetap mengurus pemulangan para TKI yang menjadi korban tenggelamnya kapal kayu Malaysia. Kepala BNP2TKI telah memerintahkan Kepala Balai Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI), Aceh Mukhtar, untuk berkoordinasi dengan Biro Humas Setda Aceh sebagai pusat layanan korban untuk menelusuri identitas TKI untuk kemudian dipulangkan ke keluarga masing-masing.

"Kita tetap perjuangkan, tetap dikawal proses pemulangan. Tetapi kita juga tekankan bahwa penting bagi mereka yang ingin menjadi TKI di luar negeri agar melalui jalur formal, agar dokumen kerja jelas, penempatan jelas, kontrak jelas, sehingga kalau ada apa-apa lebih mudah kita perjuangkan hak-haknya," kata Nusron Wahid, di Jakarta, Minggu (6/9/2015).

Sementara itu, berdasarkan informasi dan klarifikasi yang didapatkan dari Kepala BP3TKI Aceh Mukhtar, serta BP3TKI Sumatra Utara, sampai saat ini korban tenggelamnya kapal di perairan Malaysia, pada waktu keberangkatanya ke Malaysia tidak ada yang berproses di BP3TKI sebagai TKI.

Meskipun tidak ada korban yang berstatus TKI, BNP2TKI siap mengurus dan mengantarkan jenazah sampai ke rumah, apabila ternyata nanti ada korban yang perlu ditangani oleh BP3TKI Aceh.

"Ini tanggungjawan negara, jadi BNP2TKI harus hadir membantu memulangkan jenazah korban hingga ke rumah dan akan memastikan pemenuhan hak pekerja sesuai kontrak," ujar Nusron.

Menurut Nusron, jika para korban adalah para TKI yang berangkat sesuai prosedur, datanya akan mudah dilacak di BP3TKI, termasuk dalam hal mengurus pemenuhan hak kepada perusahaan yang memberangkatkan.

"Di sinilah pentingnya kerja dengan prosedural yang benar. Kalau non prosedural kesulitan melacak dan memenuhi hak-hak pekerja," ujarnya.

Seperti dilansir Antara, Satgas KBRI Kuala Lumpur Malaysia mendata, hingga kini total jenazah yang ditemukan berjumlah 29 jenazah. Sedangkan korban selamat tetap berjumlah 20 orang.

KBRI Kuala Lumpur membentuk posko di Rumah Sakit Ipoh untuk membantu keluarga mengidentifikasi korban meninggal dan memfasilitasi pemakaman/repatriasi jenazah ke Indonesia.

Sementara itu, dari berbagai laporan yang masuk ke KBRI, tercatat terdapat 62 orang yang dilaporkan hilang oleh keluarganya dan diduga ikut serta naik ke kapal nahas tersebut.

KBRI telah menemui para korban selamat di APMM Klang dan membantu menghubungi keluarga baik di Malaysia maupun di Indonesia. Bagi keluarga para korban selamat diharap menghubungi hotline khusus KBRI di nomor +60193309114 dan +60193345114.

Adapun Tim SAR terus melakukan pencarian dan penyelamatan. Aset yang digunakan pada hari ini berupa 3 kapal APMM, 3 boat APMM, 2 kapal Angkatan Laut Malaysia dan 2 helikopter. Satgas KBRI juga masih terus melakukan koordinasi dengan APMM guna memonitor operasi penyelamatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com