"Harusnya harga BBM bersubsidi Rp 6.900 plus PPn dan sudah ditambah ongkos distribusi dari Singapura," ujar Kardaya di Energi Kita, Gedung Dewan Pers, Minggu (6/9/2015).
Sampai sekarang harga BBM bersubsidi tidak diturunkan dengan alasan PT Pertamina (persero) merugi menjual harga dibawah harga minyak dunia. Menilai hal tersebut, Kardaya mengimbau bahwa pemerintah sudah seharusnya menurunkan harga jual BBM bersubsidi meski Pertamina dinilai rugi.
"Mestinya harga BBM jenis Premium diturunkan," ungkap Kardaya.
Namun, pendapat pihak DPR ini berbeda dengan pemerintah. Menurut Direktur Pembinaan Program Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi harga BBM bersubsidi jenis Premium tersebut masih di atas hitungan Kardaya.
"Premium hitungan September rata-rata Rp 7.700, walaupun harga minyak dunia turun," ujar Agus.
Agus memaparkan, ada biaya impor, ditambah distribusi ke seluruh wilayah di Indonesia, dan biaya penyimpanan. Agus juga menambahkan fluktuasi harga minyak dunia tidak bisa disamakan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Penurunan crude tidak punya dinamik irama sama dengan produk (BBM non subsidi). Meski solar dan crude sama turun drastis," papar Agus.
Agus menambahkan bahwa harga BBM bersubsidi jenis Premium tidak pernah lebih murah dibandingkan harga Solar "Harga Premium bulan April lalu ada anomali, Premium tidak pernah lebih murah daripada diesel," kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.