Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Masa Lalu bagi Saya Itu Energi Negatif...

Kompas.com - 08/09/2015, 07:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, target pembangkit listrik yang paling realistis dibangun dalam lima tahun ke depan bukanlah berkapasitas 35.000 megawatt (MW), melainkan cukup 16.000 MW.

Dia menjelaskan, ada empat hal yang harus dibenahi supaya target yang realistis tersebut bisa dicapai dalam lima tahun. Pertama, proses negosiasi antara swasta dan PT PLN (Persero) harus dipercepat. "Dulu negosiasi listrik dengan swasta butuh tiga tahun. Sebetulnya mengejutkan, karena template sudah ada," kata Rizal di Jakarta, Senin (7/9/2015).

Menurut dia, kunci agar negosiasi berjalan cepat ada pada kebijakan pricing. Rizal berharap Sofyan Basyir selaku Direktur Utama PT PLN (Persero) bisa mempercepat negosiasi ini, dan tidak berlama-lama seperti birokrat masa lalu.

"Kalau dulu paradigma para birokrat itu, 'Kalau bisa dibikin sulit kenapa dibikin mudah?' Karena itu adalah alat buat bisa meres, alat supaya bisa dapat uang," ucap Rizal.

Dia membandingkan sekaligus meyakinkan bahwa pemerintah saat ini ingin melakukan revolusi mental. Dia pun berharap semua kementerian atau lembaga yang terlibat dalam proyek kelistrikan tidak mempersulit hal-hal yang bisa dipermudah. "Masa lalu itu bagi saya energi negatif bangsa kita. Ini kita ubah menjadi positif. Misal, pembebasan lahan tadinya delapan bulan, dikurangi empat bulanan," sambung dia.

Hal kedua yang bisa membuat target 16.000 MW terwujud adalah soal pembebasan lahan itu sendiri. Sedangkan hal ketiga ialah soal kebijakan harga. "Karena pricing ini sangat menentukan investor tertarik atau tidak," tutur Rizal.

Terakhir, menurut Rizal, yaitu adanya jaminan atau garansi kepada investor. Dia mengatakan, garansi yang diberikan bisa dari pemerintah Indonesia dan tidak harus 100 persen, tetapi sebagian atau parsial. Bisa juga garansi diberikan oleh negara asal investor.

"Yang gede-gedelah, Jepang, China. Tapi (soal garansi) ini baru ide. Belum kami bicarakan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com