Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Tepis Kekhawatiran Banyak Pihak Terkait Devaluasi Susulan Yuan

Kompas.com - 11/09/2015, 15:39 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menepis kekhawatiran banyak pihak bahwa China akan terus melakukan depresiasi mata uangnya yaitu yuan. Menurut BI, meski bank sentral negara tersebut mendevaluasi yuan, negeri Tirai Bambu itu tidak terlalu senang depresiasi yuan terlalu dalam.

"No no no, Tiongkok kemarin dia mendevaluasi (yuan) sebenarnya masuknya one off mengikuti pasar kan. Tapi yang terjadi ekspektasi pasar itu berlebihan bahwa yaun akan depresiasi terus. Ini tidak disukai oleh Central Bank Of China (CBOC) oleh karena itu mereka intervensi cukup besar di pasar valas," ujar Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung di Kantor BI, Jakarta, Jumat (11/9/2015).

Lebih lanjut dia mengatakan, intervensi besar yang dilakukan Tiongkok untuk menjaga yuan tak terjerembab terlalu dalam terbukti dengan pengeluaran cadangan devisa (Cadev) Tiongkok yang diperkirakan hingga 90 miliar dollar AS. "Mereka enggak suka depresiasi yang terlalu dalam," kata dia.

Selain menggelontorkan cadangan devisa untuk menjaga nilai tukar yuan, China juga mengeluarkan ketentuan kepada bank-bank untuk menyediakan 20 persen dananya untuk disimpan di bank sentral Tiongkok.

"Dan itu tidak diberikan bunga. Jadi itu mereka khawatir depresiasi ini. Dengan upaya Tiongkok menahan depresiasi ini diharapkan yuan tidak akan terus depresi. Ini positif dampaknya bagi negara emerging market termasuk Indonesia," ucap dia.

Namun demikian, Juda mengatakan bahwa BI akan tetap mewaspadai semua kemungkinan yang akan terjadi meski Tiongkok terus berupaya menahan mata uangnya.

Sebelumnya, Ekonom yang juga menjabat Direktur Eksekutif Mandiri Institut Destry Damayanti menilai masih ada kemungkinan China kembali mendevaluasi mata uangnya, yuan. Apabila itu terjadi, dipastikan sejumlah negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia akan kembali terkena dampaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com