Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Jonan: Pernyataan Pertamina soal Avtur Tidak Benar!

Kompas.com - 14/09/2015, 13:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menanggapi dingin pernyataan Pertamina yang seakan-akan mengancam akan angkat kaki sebagai penyalur avtur di bandara-bandara kecil yang masih merugi.

(Baca: Pertamina: Boleh Tidak Kami Tutup Layanan Avtur di Bandara Kecil?)

Jonan mengingatkan, sebagai badan usaha milik negara (BUMN), Pertamina tak boleh hanya mencari keuntungan semata.

"Itu saya pikir statement Pertamina itu enggak benar ya. BUMN itu tidak hanya ditujukan semata-mata untuk mencari keuntungan, tetapi juga agen pembangunan loh," ujar Jonan usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Senin (14/9/2015).

Lebih lanjut, kata dia, apabila Pertamina tetap akan angkat kaki sebagai penyuplai avtur di bandara-bandara kecil, maka dirinya akan membuka seluas-luasnya kesempatan perusahaan migas swasta menjadi penyuplai avtur.

"Kalau nanti Pertamina mau cabut, ya nanti saya masukan saja yang bukan Pertamina," kata Jonan.

Selama ini, kata Jonan, Kementerian Perhubungan sebagai pengelola bandara-bandara kecil tak pernah membebani Pertamina membayar apa pun terkait pemasangan instalasi migas di bandara.

"Kan di bandara-bandara kecil yang milik Perhubungan toh mereka (Pertamina) juga enggak bayar tuh pasang instalasi. Jadi, PNBP (penerimaan begara bukan pajak) enggak ke (Kementerian) Perhubungan," ucap dia.

Kemarin, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan, Pertamina harus melakukan subsidi silang agar tetap dapat melayani bandara-bandara kecil yang tidak ekonomis dan tidak dilirik oleh swasta. Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa harga avtur Pertamina lebih mahal dibandingkan harga avtur internasional.

"Boleh saja dibuka untuk pemain asing. Namun, coba tanyakan (ke Kementerian Perhubungan), mau atau tidak mereka masuk ke bandara-bandara yang kecil dan rugi? Atau boleh atau tidak, Pertamina menutup pelayanan avtur di bandara-bandara kecil yang masih rugi?" kata Ahmad kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (13/9/2015).

Ahmad mengatakan, pelayanan di bandara-bandara kecil itu dilakukan dengan konsekuensi harga avtur menjadi lebih mahal. Menurut dia, subsidi silang ini akan terus dilakukan mengingat pemerintah berencana meningkatkan konektivitas antarwilayah. Misalnya, wilayah Papua akan dikembangkan agar tiap kabupaten memiliki lapangan udara.

Sebelumnya, Jonan meminta agar Pertamina menurunkan harga avtur. Menurut dia, harga avtur Pertamina saat ini lebih mahal 20 persen dibandingkan harga internasional.

Jonan menyebutkan bahwa 50 persen biaya operasional pesawat di Indonesia tersedot untuk pembelian avtur. Oleh karena itu, mahalnya harga avtur akan sangat membebani maskapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com