Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Anggota DPR Menentang Rencana Menteri Susi Buka Kesempatan bagi Investor Asing

Kompas.com - 15/09/2015, 19:32 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membuka seluas-luasnya pemodal asing untuk masuk dan menguasi 100 persen kepemilikan saham pada sektor industri pengolahan ikan, mendapat tentangan anggota Komisi IV DPR RI. Bahkan, salah satu anggota DPR mengatakan, Indonesia tidak dijual kepada Menteri Susi. "Bu, saya garis bawahi, Indonesia not for sale! Tolong diingat itu," ujar anggota Komisi IV DPR RI Hamka Bekady terkesan dengan nada tinggi saat rapat kerja dengan Menteri Susi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Dia mengaku sangat emosi mendengar rencana Susi tersebut dari media. Menurutnya, membuka seluas-luasnya pemodal asing masuk ke sektor industri pengolahan perikanan sama saja dengan membawa ekonomi Indonesia ke arah liberalisme. "Mohon maaf ketua, saya sedikit terbawa emosi gara-gara membaca itu (berita) kurang enak," kata dia.

Ketua Komisi IV DPR RI Eddy Prabowo yang memimpin rapat tersebut lantas mencoba mencairkan suasana. "Yang penting jantung oke kan?," tanya dia disambut gelak tawa anggota Komisi IV lainnya.

Selain Hamka, Daniel Johan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga menentang rencana Susi membuka kesempatan 100 persen kepemilikan saham dalam industri pengolahan ikan kepada para pemodal asing itu. Dia meragukan rencana Susi tersebut. "Pertanyaan saya, siapa yang mau? Sekalipun itu asing. Karena ibu, pengusaha nasional saja ibu bangkrut kan," kata Daniel dengan sinis.

Sementara itu, Ketua Komisi IV Eddy Prabowo meminta Menteri Susi menjelaskan kepada DPR mengapa rencana yang kontroversial itu bisa di buat. Sebelumya, Menteri Susi menambahkan, pihaknya tidak masalah jika memang asing berkecimpung di sektor hilir perikanan bukan di sektor hulu yaitu sektor penangkapan ikan. Alasannya, Susi ingin nelayan Indonesia berdaulat di lautnya sendiri sehingga perilaku illegal fishing yang biasa dilakukan oleh perusahaan ikan asing bisa berkurang karena larangan itu.

Menurut Susi, masuknya asing ke industri hilirisasi akan membawa banyak keuntungan ke Indonesia. Selain penciptaan lapangan kerja, peran asing juga memberikan transfer teknologi ke Indonesia.

Namun begitu, niatan Susi itu masih terbentur ketentuan yang mewajibkan besaran modal di sektor perikanan hanya sebanyak 40 persen. "Ini saya mau minta pemerintah untuk membalik, pabrik-pabrik pembeli boleh asing mau 100 persen silahkan. Tapi tangkap 100 persen tidak boleh asing. Tangkapnya kita. Hulu kita pegang, hilirisasi siapa saja. Nilai tambahnya kan di situ, kita belajar teknologi, kita ekspor," kata dia Senin (7/9/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com