Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Masuk Pasar Kabupaten Semarang, Pertalite Dapat Respons Positif Konsumen

Kompas.com - 16/09/2015, 17:17 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sepekan masuk ke pasar di Kabupaten Semarang, produk terbaru Pertamina, Pertalite mendapatkan sambutan positif dari konsumen. Seperti yang terlihat di SPBU 4450508 Jalan Diponegoro No 204 Ungaran, bahan bakar khusus (BBK) itu terserap hingga seribu liter per hari "Permintaan masyakat cenderung meningkat, kami bisa menyalurkan 700 liter sampai 1.000 liter per hari. Itu sudah bagus, karena kami baru melayani penjualan pertalite sekitar seminggu ini," kata Alif, staf SPBU tersebut, saat dijumpai, Rabu (16/9/2015).

Nasib Pertalite ini jauh lebih baik dibandingkan pendahulunya, yakni Pertamax. Menurut Alif, permintaan masyarakat terhadap Pertamax stagnan di angka 2 kilo liter (KL) atau 2.000 liter/hari. "Padahal Pertamax ini kan sudah lama ya?" kata Alif.

Meski Pertalite lebih prospektif dari segi penjualan, pihaknya berharap agar Pertamina tetap gencar melakukan sosialisasi Pertalite agar penjualannya bisa lebih terdongkrak. "Faktor lainnya memang posisi SPBU kita di jalur utama Semarang-Solo yang lebih banyak dilintasi angkutan logistik atau truk dan kendaraan. Tentu ini peluang pasar pertalite di tempat kita masih dimungkinkan tumbuh" ujarnya.

Senada, secara terpisah Asisten Manager External Relation Pertamina MOR IV Jateng dan DIY Roberth MV Dumatubun menyatakan, sejak disalurkan ke publik sekitar sebulan terakhir, penjualan Pertalite tumbuh positif. "Dari sisi jumlah awalnya 18 SPBU, kini sudah ada 92 SPBU di wilayah kerja kami," ujarnya.

Rata-rata penjualan pertalite di 92 SPBU tersebut, imbunya, sudah menyentuh 2 KL per hari. Hal itu diupayakan terus meningkat penjualan ke sejumlah SPBU Swasta. Menurut Roberth, penjualan Pertalite secara bisnis sebenarnya sangat menguntungkan pihak SPBU. "Pertalite memang bukan produk yang wajib disediakan SPBU, sehingga kami menawarkan. Kami sampaikan bahwa margin pertalite lebih tinggi dibanding premium lantaran ini adalah BBK non subsidi, harganya mengikuti fluktuasi rupiah," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com