Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli Sebut Pemegang Kuota Impor sebagai Predator

Kompas.com - 21/09/2015, 15:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta Kementerian Perdagangan untuk mengubah sistem kuota dalam importasi komoditas garam menjadi sistem tarif. Sebabnya, menurut Rizal, sistem kuota hanya memberikan keuntungan kepada para pemegang kuota.

“Sistem kuotanya sendiri sudah jelek, on top daripada itu, kelompok penguasa kuota itu bikin kartel yang kelakuannya itu sangat predatoris, pemangsa segala macam, cartel predatory behavior,” kata Rizal di kantornya, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Rizal menuturkan, perilaku berdagang para pemegang kuota garam sangat kejam. Rizal mengaku mengetahui sendiri bagaimana cara bekerja para kartelis tersebut, namun bukan pelaku kartel garam, melainkan bawang.

“Saat panen bawang di Brebes dan sekitanya, mereka impor bawang banyak, sehingga harga pada saat panen jatuh,” ucap Rizal.

Setelah harga bawang produksi lokal jatuh, para petani pun menjadi tidak bersemangat untuk menanam bawang di periode tanam berikutnya. Akibat dari itu, produksi pada tahun selanjutnya menjadi berkurang.

“Baru mereka (pelaku kartel) naikkin harganya. Jadi, perilaku begini yang sangat berbahaya,” kata Rizal.

Dia menjelaskan, para pelaku kartel sengaja memperbanyak impor pada saat panen agar harga produksi petani anjlok. Mereka, sebut Rizal, sengaja menghancurkan industri dan petani dalam negeri.

“Nanti setelah enggak ada yang produksi, berkurang (pasokannya), mereka nikin impornya. Makanya, impor lewat sistem kuota ini naik terus, tidak pernah turun,” ucap Rizal.

Hari ini, Rizal mengumpulkan sejumlah menteri terkait, untuk membahas impor garam. Rapat koordinasi dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Menteri Perindustrian Saleh Husin, serta Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.

Salah satu hasil keputusan rapat, yakni perubahan impor garam berdasarkan sistem kuota menjadi sistem tarif. Dalam satu tahun, impor garam Indonesia untuk memenuhi kebutuhan industri termasuk aneka-pangan mencapai 2,2 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com