Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Hati-hati, Jangan Sebut Krisis Ekonomi

Kompas.com - 21/09/2015, 22:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap saat ini Indonesia belum pada kondisi yang kritis di sektor perekonomian. Maka dari itu, dia meminta semua pihak berhati-hati menggunakan kata "krisis" agar optimisme akan kondisi yang lebih baik bisa terus terjaga.

"Seperti tadi disampaikan oleh Kakanda, Bapak Surya Paloh, ya harus kita katakan apa adanya. Kita mengalami perlambatan ekonomi, hati-hati jangan sebut krisis, perlambatan iya, tetapi bukan krisis," kata Jokowi saat menghadiri acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (21/9/2015).

Dia mengatakan, perlambatan itu memang terjadi dan terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen, sementara pada semester pertama tahun 2015 kali ini, pertumbuhan ekonomi menjadi 4,67 persen.

Namun, Jokowi kembali menuturkan bahwa kondisi Indonesia itu masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain. "Kita masih masuk lima besar," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Dia berpendapat, perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini jangan sampai menjadikan masyarakat pesimistis. Padahal, kondisi Indonesia justru lebih baik dan memiliki peluang perbaikan lebih besar di tengah booming minerba yang kini terjadi.

"Jangan sampai sebagai bangsa yang besar, kita mengeluh, mencemooh diri sendiri, kehilangan rasa optimisme, yang muncul rasa pesimisme. Pola pikir harus diubah untuk selalu optimistis apa pun keadaannya. Penurunan iya, tetapi bukan krisis, beda sekali," ucap Jokowi lagi.

Presiden Jokowi beberapa waktu lalu baru saja meluncurkan paket kebijakan September I sebagai salah satu cara untuk menggairahkan kembali perekonomian Tanah Air. Kondisi perekonomian Tanah Air melemah terlihat dari nilai tukar rupiah yang kian turun hingga turunnya harga komoditas ekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com