Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tradisional Masih Terbanyak Serap Kantung Plastik Tak Ramah Lingkungan

Kompas.com - 23/09/2015, 19:43 WIB

KOMPAS.com - Hingga kini, pasar tradisional masih menjadi yang terbanyak menyerap kantung plastik tak ramah lingkungan ketimbang pasar modern. Kenyataan ini menjadi celah yang bisa dimanfaatkan produsen kantung plastik untuk menyediakan produk ramah lingkungan. Menurut CEO Sinar Joyoboyo Plastik (SJP) Hengky Sidharta, kantung plastik ramah lingkungan juga harus higienis dan mudah terurai. "Kami mengupayakan terus-menerus memperbaiki teknologinya," tutur Hengky pada Selasa (22/9/2015).

Catatan dari laman Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup di alamat menlh.go.id menunjukkan sampah plastik merupakan persoalan besar yang perlu ditangani secara serius implementasi kebijakan dan strategi nasionalnya. Jumlah peningkatan timbulan sampah di Indonesia telah mencapai 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per  tahun. Tantangan terbesar pengelolaan sampah adalah penanganan sampah plastik yang tidak ramah lingkungan.

Hengky mengatakan hal terpenting juga yang menjadi perhatian SJP adalah mendekatkan selisih harga antara produk kantung plastik ramah lingkungan dengan produk kantung plastik yang tidak ramah lingkungan. Ia memberi contoh pada produk SJP bermerek IDOLA+. Menurut Hengky, produk jadi selembar kantung plastik itu ada di kisaran harga Rp 30 - Rp 40.

Cepat terurai

Saat ini, kata Hengky, pihaknya memproduksi kantung plastik oxo-biodegradable. Kantung plastik dengan kualifikasi itu bisa terurai dalam waktu 28 bulan. "Sinar  matahari dan oksigen bisa mempercepat kantung plastik jenis ini terurai," kata pria berkacamata tersebut.

Catatan SJP terkini menunjukkan menyambut Idul Adha tahun ini, perusahaan yang memunyai empat pabrik seluruhnya di Kota Magelang, Jawa Tengah itu, menggelar kegiatan bertajuk Tebar Plastik Qurban seperti setahun silam. Pada 2014 lalu, program ini menyentuh 500 masjid di Jawa. Total ada 500.000 lembar kantung plastik untuk pembungkus daging kurban disebar SJP.

Tahun ini, terang Hengky, pihaknya melalui program tersebut menjangkau 600 masjid di Jawa. Program itu termasuk meningkatkan dukungan 30.000 lembar kantung plastik untuk kemasan daging kurban di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dalam kesempatan peluncuran program itu, hadir Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal H. Mubarok.

Selain kantung plastik ramah lingkungan, SJP yang kini menyerap 2.300 pekerja itu juga memproduksi sarung tangan plastik, plastik pembungkus berbentuk gulungan untuk buah-buahan, serta lembaran plastik penutup yang digunakan di lahan pertanian atau yang karib dikenal sebagai plastik mulsa. "Kami memproduksi tali rafia sejak 2009," demikian Hengky Sidharta sembari menambahkan bahwa SJP berdiri sejak 1996.   

Primus Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal H. Mubarok (kiri) dan Chief Executive Officer (CEO) Sinar Joyoboyo Plastik (SJP) Hengky Sidharta (kanan), Selasa (22/9/2015). Pada Idul Adha 1436 Hijriyah, SJP menggelar kembali Tebar Plastik Qurban dengan memasok 30.000 kantung plastik merek IDOLA untuk Masjid Istiqlal, Jakarta. Program ini meliputi pula 600 masjid di Pulau Jawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com