Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Optimistis Sumbangan Remitansi TKI Capai 10 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 03/10/2015, 23:49 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus melakukan terobosan dalam rangka meningkatkan remitansi atau pengiriman uang dari TKI ke dalam negeri. Dengan literasi keuangan yang tak putus dilakukan, khususnya bagi calon TKI yang akan membuka rekening gaji dan melakukan transaksi, diyakini pada akhir Desember nanti remitansi dari TKI dalam menyumbang devisa negara bisa mencapai 10 miliar dollar AS.

"Posisi tahun lalu sebesar 8,4 miliar dollar AS. Kami optimistis per akhir Desember nanti sumbangan devisa melalui remitansi bisa mencapai 10 miliar dollar AS jika pemerintah fokus untuk melakukan literasi keuangan kepada calon TKI sebelum berangkat, termasuk wajib membukakan rekening tabungan atas nama TKI," kata Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, Sabtu (3/10/2015).

Gagasan tersebut, lanjut Nusron, akan mulai dilakukan pada 12 Oktober 2015 untuk negara tujuan Asia Pasifik. Pelaksanaan program layanan keuangan terpadu itu melalui perbankan mitra BNP2TKI.

"Seluruh calon TKI otomatis akan terliterasi tentang produk keuangan. Akan lebih dahsyat lagi jika kita bisa memberdayakan keluarga mereka di daerah sebagai lahan investasi produktif bagi mereka agar tidak konsumtif. Pemerintah harus hadir. Saya yakin, TKI sangat bisa membantu mendongkrak ekonomi kita," tambahnya.

Nusron menjelaskan, terkait remitansi TKI, berdasarkan data Bank Indonesia per Juli 2015 meningkat 15 persen. Dari peningkatan itu, angka tertinggi adalah adalah remitansi dari para TKI di Asia Pasifik, kemudian disusul Timur Tengah, Amerika Serikat, Eropa dan Australia. Meski remitansi dari Asia Pasifik paling besar, tetapi dari angka prosentasenya tidak meningkat secafa signifikan.

"Justru pertumbuhan remitansi di negara-negara Asia yang paling kecil, yaitu dua persen," ujarnya.

Atas hal itu, lanjut Nusron, BNP2TKI merasa perlu mengkajinya. Apalagi, pertumbuhan pengiriman uang di Timur Tengah yang ada keputusan moratoriumnya justru pertumbuhan remitansinya sangat signifikan, yaitu 28 persen.

"Kemungkinan besar bahwa TKI formal semakin banyak dikirimkan ke Timur Tengah sehingga remitansi meningkat, atau gaji yang diterima semakin besar," katanya.

Sementara itu, kawasan Asia Pasifik mengalami pertumbuhan kurang pesat. Penyebabnya adalah adanya dua negara yang mengalami penurunan remitansi, yaitu Malaysia dan Singapura. Hal itu bisa disebabkan karena banyaknya TKI unprosedural sehingga tidak mampu mengirimkan uang melalui akses formal dan tak mampu mengelola keuangan pribadi mereka (konsumtif).

"Kemungkinan lain, karena ada potongan gaji secara berlebihan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga TKI tidak mampu mengirimkan uang. Padahal, gaji sudah naik," kata Nusron.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari BI, angka remitansi per Juli 2014 sebesar 4.794.514.226 dollar AS. Angka itu naik per Juli 2015 menjadi sebesar 5.516.239.148 dollar AS. Sebagai perbandingan, remitansi dari Asia Pasifik per Juli 2014 senilai 2.690.442.758 dollar AS. Hanya naik sedikit per Juli 2015, yakni 2.749.174.684 dollar AS.

Adapun untuk kawasan Timur Tengah, per Juli 2014 lalu sebesar 1.638.580.018 AS. Angka itu naik per Juli 2015 menjadi 2.099.443.811 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com