Kabar bahwa Federal Reserve kemungkinan besar akan menunda kenaikan suku bunga acuan, dan lembeknya data tenaga kerja AS, memberikan sentimen positif bagi IHSG. Melanjutkan penguatan hari sebelumnya, pukul 16.00, indeks ditutup menguat sebesar 102,08 poin atau 2,35 persen di posisi 4.445,78.
Sebanyak 177 saham diperdagangkan menguat, 116 saham melemah, dan 87 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 6,52 miliar lot saham senilai Rp 7,17 triliun.
Saham-saham blue chip yang menopang pergerakan IHSG adalah BBRI (Rp 9.375), ASII (Rp 5.825), BMRI (Rp 8.850), BBCA (Rp 13.000), TLKM (Rp 2.760), BBNI (Rp 4.530), dan PGAS (Rp 2.860).
Dari 10 indeks sektoral, hanya ada dua sektor yang ditutup melemah, dan sisanya menguat. Sektor saham yang melemah adalah agrobisnis (-1,18 persen) dan pertambangan (-0,64 persen).
Sementara itu, sektor saham yang menguat pada penutupan pasar, yaitu industri dasar (0,58 persen), aneka industri (7,44 persen), konsumer (0,44 persen), properti (1,07 persen), infrastruktur (1,88 persen), keuangan (3,2 persen), perdagangan (0,67 persen), dan manufaktur (2,06 persen).
Saham-saham di kawasan Asia Pasifik juga bergerak menguat, merespons rencana Federal Reserve yang kemungkinan menunda kenaikan suku bunga acuan. Indeks Nikkei225 Tokyo Jepang ditutup naik 1 persen di posisi 18.186,1.
Sementara itu, bursa Shanghai ditutup menguat 0,48 persen menjadi 3.052,78, dan bursa Seoul berakhir di zona positif sebesar 0,63 persen menjadi 1.990,65. Meski demikian, bursa Hongkong ditutup melemah tipis 0,1 persen di level 21.831,62.
Adapun nilai tukar rupiah diperdagangkan menguat pada sore ini, sebesar 1,81 persen, di posisi Rp 14.241 per dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.