Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Harga Premium Belum Bisa Turun

Kompas.com - 08/10/2015, 13:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam paket kebijakan ekonomi jilid III, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) diharapkan menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi dari sektor energi.

Harga BBM jenis solar turun Rp 200 per liter, sementara avtur turun 10 sen dollar AS per liter untuk penerbangan internasional, dan 1 sen dollar AS per liter untuk penerbangan domestik. Walau demikian, harga premium belum juga turun, meskipun 91 persen BBM jenis ini dikonsumsi kendaraan pribadi masyarakat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan alasan mengapa pemerintah lebih memilih menurunkan harga solar dan avtur, ketimbang premium.

"Karena fokus kita kepada industri dan ekonomi yang memiliki multiplier (effect). Solar dipakai industri dan transportasi, avtur dipakai transportasi," kata Sudirman ditemui seusai penandatanganan dengan Asian Development Bank (ADB) di Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Selain itu, Sudirman melanjutkan, harga premium memang secara ekonomi belum bisa diturunkan. Sudirman juga mengatakan, arahan Presiden Joko Widodo menjadi pertimbangan pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM untuk menjaga harga premium di level sekarang ini.

"Pesan Presiden, konsisten pada kebijakan pengalihan subsidi. Jadi, jangan membebani korporasi, jangan membebani Pertamina, dan biarkan akhirnya harga keekonomian itu bisa diterima oleh masyarakat," kata mantan Dirut Pindad itu.

Yang pasti, kata Sudirman, evaluasi harga BBM ditetapkan tiap tiga bulan sekali. "Kalau kemarin itu kan exception (pengecualian). Karena ada dorongan atau ada anjuran untuk mencari stimulus, ya kita cari," pungkas Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com