Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Kesehatan, Dilahirkan untuk Defisit?

Kompas.com - 13/10/2015, 12:05 WIB

Singkat cerita, pendapatan masih diterima secara bulanan, sementara liabilitas sudah langsung muncul dan tenggat waktu pembayaran diatur dengan UU pula.

Memperkuat "Cash Flow" JKN & BPJS Kesehatan

Kita semua tentunya menginginkan JKN yang berkelanjutan untuk memberikan jaminan kesehatan banyak orang. Jaminan Kesehatan merupakan bukti bahwa negara melindungi rakyatnya. Bahwa negara hadir di tengah warganya.

Dalam konteks ini, BPJS Kesehatan tidak dilahirkan untuk harus defisit. Dengan prinsip gotong royong, sudah seharusnya setiap warga berkontribusi menjaga kelanjutan JKN.

Masyarakat harus mendukung BPJS Kesehatan dalam ketaatan membayar iuran agar BPJS Kesehatan dapat bermanuver lincah seperti korporasi komersial dalam mengumpulkan iuran.

Untuk bisa melakukan itu, BPJS Kesehatan telah melakukan sejumlah langkah di antaranya adalah penambahan lokasi serta kemudahan mengecek pembayaran iuran tersedia di website.

Langkah lain yang juga seharusnya bisa dilakukan adalah kerjasama dengan perbankan di mana pembayaran iuran secara otomatis dengan mendebit kartu kredit (saat ini mendebit Tabungan). Bahkan perlu dipikirkan jika memungkinkan memberi diskon bagi yang membayar 6 bulan atau 1 tahun di muka.  

Apabila BPJS Kesehatan menetapkan sanksi keterlambatan pembayaran, sudah selayaknya lembaga ini juga memberikan reward bagi berupa diskon untuk pembayaran dimuka sebagaimana praktik komersial pada umumnya.

Cara yang lain yang bisa ditempuh adalah menggalang kerjasama dengan berbagai perusahaan ritel yang sering melakukan undian. Hadiah undian bisa berupa pembayaran iuran BPJS Kesehatan untuk beberapa tahun misalnya.

Operator telpon seluler juga bisa digandeng untuk memudahkan peserta melakukan pembayaran iuran.

Layanan keuangan individu di negara kita saat ini telah berkembang pesat dan variatif. BPJS Kesehatan diharapkan bergerak gesit membangun aliansi strategis  dengan pelaku pasar.

Memang diperlukan kreatifitas dan kelincahan dalam mengumpulkan Iuran secara cepat, masif dan atraktif. Dibarengi  komunikasi yang konsisten dan konstan membangun kesadaran masyarakat membayar iuran, menekan moral hazard, dan membangun JKN yang kuat untuk kebaikan masyarakat sendiri.

Akhir kata, keterlibatan dan keberpihakan kita semua pada JKN amatlah dibutuhkan saat ini agar BPJS Kesehatan tidak lagi mengusung sembiyan, "Dilahirkan untuk defisit".


Kemal Imam Santoso merupakan praktisi asuransi dan mantan Direktur PT Askes (Persero).

Tulisan ini merupakan pendapat profesional pribadi. Tidak mencerminkan atau mewakili suatu organisasi atau institusi tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com