Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyaluran Kredit BNI Naik 14,6 Persen pada Kuartal III-2015

Kompas.com - 15/10/2015, 12:55 WIB
Antonius Googie

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 6 triliun pada akhir September 2015. Jumlah itu mengalami penurunan 21,2 persen dari setahun sebelumnya Rp 7,61 triliun.

Di sisi lain, kredit yang berhasil disalurkan perseroan pada akhir kuartal III-2015 mencapai Rp 307,12 triliun atau naik 14,6 persen jika dibandingkan dengan  periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 267,94 triliun.

Adapun persentase kenaikan penyaluran kredit dicapai secara berimbang antara penyaluran kredit business banking (korporasi, BUMN, usaha menengah dan kecil) maupun penyaluran kredit konsumer.

Komposisi pinjaman yang disalurkan adalah untuk  segmen usaha menengah dan kecil 27,8 persen, segmen korporasi 26,2 persen, BUMN 17,7 persen, kredit konsumer 17,9 persen, dan pembiayaan anak perusahaan dan cabang luar negeri sebesar 10,6 persen.

Terkait dengan perolehan laba bersih, Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni menyatakan manajemen tetap fokus dalam memperkuat fundamental keuangan menghadapi gejolak ekonomi yang tidak menentu. Untuk itu, BNI melakukan penyisihan pencadangan (provisi) hingga tercapai coverage ratio 138,8 persen.

"Pada Kuartal III-2015 ini, penyisihan pencadangan mencapai Rp 6,40 triliun atau naik hingga 93,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 3,31 triliun year on year," ujarnya Kamis (15/10/2015).

Dari sisi liabilitas, total DPK yang dihimpun BNI hingga akhir Kuartal III 2015 mencapai Rp 349,44 triliun atau tumbuh 13,3% dibanding posisi akhir Kuartal III 2014 yang sebesar Rp 308,33 triliun dengan komposisi dana murah atau CASA (curent account saving account) dipertahankan di atas 60% dari total DPK dan per 30 September 2015 masih mencapai 60,9%.

Hingga akhir September 2015, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perseroan mencapai Rp 349,44 triliun atau tumbuh 13,3 persen jika dibandingkan dengan posisi akhir Kuartal III-2014 yang sebesar Rp 308,33 triliun. Dari jumlah itu, dana murah, yakni tabungan dan deposito, masih mendominasi perolehan DPK BNI.

Dari sisi rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) BNI hingga Kuartal III-2015 meningkat dari 16,2 persen menjadi 17,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com