Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek 35 Gigawatt, PLN Berharap Bantuan dari APBN

Kompas.com - 22/10/2015, 11:10 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan setrum pelat merah, PT PLN (Persero) mengatakan, sangat sulit apabila hanya mengandalkan pembiayaan dari perbankan, untuk merealisasikan proyek kelistrikan 35 gigawatt (GW).

Menurut M Iqbal Nur KDIV Bisnis dan Transaksi Tenaga Listrik PT PLN (Persero), perseroan memiliki ukuran program yang aman atau berpotensi mengganggu keuangan PLN.

Oleh karenanya, salah satu harapan dari PLN yakni adanya suntikan dari APBN.

"Kalau listrik desa, kita sudah pasti (ada anggaran tersendiri). Tapi untuk mendampingi perbankan, rasanya kita perlu dapat dari pemerintah," kata dia dalam diskusi yang digelar Harian Kompas dan BNI, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Iqbal mengatakan, PLN sendiri telah berencana untuk menggelontorkan sekitar Rp 1.500 triliun dalam lima tahun ke depan.

Iqbal mengakui, melihat besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk proyek tersebut, PLN harus memberikan porsi yang lebih banyak kepada pengembang energi listrik swasta.

"Dari kapasitas 42.000 pembangkit listrik, PLN tidak sendiri. PLN hanya 33 persennya saja," kata Iqbal.

Lebih lanjut dia bilang, PLN akan lebih fokus untuk membangun jaringan transmisinya. Saat ini, imbuh Iqbal, sebanyak 55 persen proyek PLN masih dalam tahap pengadaan dan 34 persennya dalam tahap persiapan.

Dalam kesempatan sama, Direktur PT BNI (Persero) Herry Sidharta mengungkapkan, jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai seluruh proyek infrastruktur mencapai Rp 4.800 triliun, dalam lima tahun ke depan.

Sebanyak 21 persen dari total kebutuhan investasi itu, atau sekitar Rp 1.008 triliun diperuntukkan sistem tenaga listrik.

"Sebanyak 22 persen dari Rp 1.008 triliun itu dari BUMN," kata Herry.

BNI sendiri hingga hari ini sudah mengeluarkan Rp 18,4 triliun untuk pendanaan pembangkit listrik.

Hingga akhir tahun, BNI menargetkan mengucurkan Rp 20 triliun. Angka ini akan bertambah di tahun 2016 menjadi Rp 31 triliun.

"Untungnya, baru datang lagi dana dari China Development Bank, 1 miliar dollar AS, " ucap Herry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com