Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Investasi Reksa Dana untuk Ibu Rumah Tangga

Kompas.com - 27/10/2015, 06:07 WIB
Oleh Rudiyanto
@Rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Sebagai “menteri keuangan”, peranan ibu rumah tangga sangat penting dalam mengatur keuangan keluarga. Tidak hanya mengatur pendapatan dan pengeluaran, tetapi juga mengembangkan harta yang ada sehingga cukup untuk kebutuhan masa depan.

Salah satu cara untuk mengembangkan harta adalah melalui investasi reksa dana. Bagaimana kiat investasi reksa dana untuk ibu rumah tangga ?

Dalam mengelola keuangan keluarga, pendapatan memang penting, tapi pengeluaran lebih penting lagi. Jika tidak bisa mengendalikan pengeluaran dengan baik, gaji berapa puluh atau ratus juta per bulan juga tidak cukup.

Jangankan untuk berinvestasi reksa dana, mungkin untuk membayar tagihan kartu kredit saja hanya mampunya minimum payment.

Jadi sebelum berinvestasi di reksa dana, seorang ibu rumah tangga harus bisa mengendalikan pengeluaran dahulu. Selanjutnya memastikan kondisi keuangan keluarga berada dalam keadaan yang baik, baru pada akhirnya berinvestasi pada reksa dana. Langkah-langkah untuk melakukannya sebagai berikut.

Mengendalikan Pengeluaran
Kunci untuk mengendalikan pengeluaran adalah mencatat semua detail pengeluaran dan kemudian mengelompokkannya. Selanjutnya adalah membuat anggaran pengeluaran setiap bulan.

Pencatatan pengeluaran bisa dilakukan pada kertas atau mengumpulkan bon pengeluaran. Buat yang sudah canggih, saat ini juga sudah banyak aplikasi pada smartphone baik yang berbayar ataupun gratis yang mampu melakukan hal tersebut.

Buat pengguna aplikasi, setiap kali ada pengeluaran bisa langsung diketik atau difoto menggunakan smartphone. Di luar negeri, bahkan sudah ada aplikasi yang terhubung dengna kartu kredit dan tabungan. Jadi investor sudah tidak usah mencatat lagi karena otomatis data bisa ditarik langsung dari bank.

Keunggulan dari aplikasi adalah bahwa pengeluaran tersebut biasanya sudah ada kelompok-kelompoknya. Buat yang mencatat sendiri, sebetulnya juga tidak masalah tinggal nanti dikelompokkan sendiri.

Secara umum kelompok pengeluaran saya bisa bagi menjadi Kebutuhan, Keinginan, Sosial, Cicilan Produktif, Cicilan Konsumtif, dan Investasi.

Yang bisa masuk kategori Kebutuhan seperti biaya makan dan minum, biaya transportasi, biaya rutin air dan listrik, serta biaya yang memang harus dikeluarkan lainnya. Kalau yang masuk kategori Keinginan bisa seperti pengeluaran untuk hobi, beli barang mewah, Fine Dining, Jalan-jalan dan hal lainnya yang sifatnya bisa membuat Anda senang tapi sebenarnya bisa ditunda.

Sosial adalah kategori untuk pengeluaran seperti sumbangan, zakat, dan pengeluaran lain yang sifatnya membantu orang lain atau lingkungan.

Cicilan produktif adalah cicilan untuk pembelian aset produktif seperti rumah dan kendaraan. Sementara cicilan konsumtif adalah cicilan untuk pengeluaran yang sifatnya konsumtif atau masuk dalam kategori keinginan.

Perlu dibedakan, kalau cicilan itu berarti sudah berutang. Tapi kalau pakai kartu kredit dan bayar lunas tidak masuk kategori cicilan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com