Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 08.30 WIB, mata uang garuda berada di posisi Rp 13.588 per dollar AS, naik dibandingkan penutupan kemarin pada 13.669.
Analis memperkirakan, rupiah hari ini berpeluang menguat dengan mengandalkan data inflasi yang melambat. Meski demikian, rupiah masih rentan terseret perlambatan China.
Kemarin (2/11/2015), di pasar spot, rupiah menguat 0,11 persen ke Rp 13.669 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah melemah 0,3 persen menjadi Rp 13.682 per dollar AS.
Research and Analyst Divisi Treasury Bank BNI Trian Fathria menilai, pencapaian inflasi menjadi sentimen positif rupiah. Inflasi tahunan per Oktober turun ke 6,25 persen dari sebelumnya 6,83 persen.
Membaiknya inflasi seiring deflasi yang terjadi pada Oktober 2015, yaitu 0,08 persen.
"Pasar juga optimistis terhadap data pertumbuhan ekonomi yang akan dirilis pekan ini," ujar dia seperti dikutip Kontan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.