Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 4 Tahun, Akan Dibuat 16.000 Unit Kapal

Kompas.com - 06/11/2015, 15:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengalokasikan anggaran Rp 4 triliun untuk membangun ribuan kapal penangkap ikan, pengangkutan, dan pengawasan pada 2016.

Program pengadaan kapal ditargetkan mencapai 16.000 unit senilai Rp 16 triliun pada periode 2016-2019.

Program pengadaan kapal dilakukan melalui konsorsium PT PAL Indonesia dengan perusahaan-perusahaan galangan kapal dalam negeri.

"Ini tes bagi kemandirian dan kemampuan industri galangan kapal nasional. Saya yakin kita bisa, asalkan ada kemauan," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat menyaksikan penandatanganan perjanjian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan PT PAL Indonesia (Persero) tentang Pengembangan Kapal Perikanan dan Kapal Pengawas di Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Pada 2016, KKP menargetkan pembangunan 3.540 kapal penangkap ikan senilai Rp 2,09 triliun, 7 unit kapal angkut senilai Rp 24,25 miliar, dan 23.700 alat tangkap untuk koperasi unit desa senilai Rp 598 miliar. Semua kapal penangkap ikan yang disiapkan ini berbahan baku fiber.

Kapal penangkap ikan berukuran di bawah 5 gros ton (GT) sebanyak 1.000 unit, kapal 5 GT direncanakan 1.000 unit, kapal 10 GT sebanyak 1.000 unit, kapal 20 GT direncanakan 500 unit, dan kapal 30 GT sebanyak 40 unit.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Narmoko Prasmadji mengemukakan, spesifikasi kapal penangkap ikan akan disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Bantuan setiap unit kapal mencakup dua jenis alat tangkap dan dokumen perizinan kapal sehingga bisa langsung dioperasikan setelah diserahterimakan. Bantuan kapal diharapkan menggantikan atau merevitalisasi kapal milik koperasi.

"Proses tender pengadaan kapal dimulai akhir 2015. Program ini seperti program bantuan 1.000 kapal Inka Mina. Hal yang baik dari program Inka Mina masih kita pertahankan," kata Narmoko.

Bantuan 1.000 kapal Inka Mina berlangsung periode 2010- 2014 dengan anggaran Rp 1,5 triliun. Namun, bantuan itu menuai sejumlah masalah, seperti salah peruntukan, spesifikasi kapal tidak memadai, bahkan kesulitan operasional.

Kendala koperasi

Narmoko menambahkan, kapal-kapal penangkap ikan diperuntukkan bagi koperasi dan kelompok usaha bersama (KUB) nelayan berprestasi. Pihak penerima bantuan masih didata.

Saat ini, kendala yang masih muncul adalah belum banyak koperasi dan kelompok nelayan di Indonesia yang berkinerja bagus. Dari 147.000 koperasi yang berkinerja bagus, jumlah koperasi perikanan ditaksir kurang dari 20 persen.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabinet Kerja Anak Agung Ngurah Puspayoga mengingatkan, pemerintah harus menyeleksi koperasi penerima bantuan kapal agar tidak salah sasaran. Kelompok-kelompok nelayan perlu didorong untuk membentuk koperasi sebagai syarat mendapatkan bantuan.

"Tidak semua koperasi itu bagus. Jangan semua dikasih bantuan kapal, harus dicek betul," ujarnya.

Direktur Utama PT PAL Indonesia Firmansyah Arifin mengemukakan, masih menyeleksi industri galangan kapal di Indonesia. Saat ini, yang sudah terdaftar 200 galangan kapal.

"Galangan kapal diharapkan berlokasi dekat dengan daerah penyerahan kapal bantuan. Dengan demikian, terjadi efisiensi biaya," katanya.

Firmansyah menambahkan, kapal-kapal penangkap ikan yang dibuat galangan kapal pada lokasi berbeda-beda harus memiliki standar mutu yang sama. (LKT)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 November 2015, di halaman 17 dengan judul "Dalam 4 Tahun, Akan Dibuat 16.000 Unit Kapal".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com