Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Minta Pemerintah Lakukan Kajian Komprehensif soal TPP

Kompas.com - 11/11/2015, 15:50 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha meminta agar dilakukan kajian komprehensif atas rencana pemerintah bergabung dengan kemitraan Trans-Pasifik atau Trans Pasific Partnership (TPP).

"Ini (rencana bergabung dengan TPP) tiba-tiba, tapi saya pikir positif. Saya anggap pernyataan Pak Jokowi itu early warning supaya (ekonomi) kita bangun. Tetapi harus diikuti studi," ujar Ketua Dewan Pimpinan Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J. Supit dalam acara diskusi CSIS, Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Menurut dia, pernyataan pemerintah yang menyebut TPP akan berdampak positif kepada Indonesia mesti diimbangi dengan kajian yang tepat.

Dengan begitu, tutur Anton, publik dan pemerintah sendiri bisa menimbang apa dampak positif dan negatif bila Indonesia benar-benar bergabung ke TPP nanti.

"Sekarang ini kita berwacana sampai yang amatir pun ikut bicara. Saya kira Presiden Jokowi pusing. Orang-orang ngomong tanpa ada dasar (kajian)," kata Anton.

Dorongan adanya kajian menyeluruh terkait TPP didukung oleh Presiden Direktur PT Mustika Ratu Putri K. Wardani. Menurutnya, rencana pemerintah bergabung dengan TPP memang harus ditinjau ulang.

Dia menjelaskan, secara spesifik TPP memang akan menguntungkan beberapa sektor industri misalnya tekstil. Tapi, dunia usaha Indonesia tak hanya sektor tekstil saja.

Nasib Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai sektor usah yang paling besar menyerap tenaga kerja pun mesti dipikirkan oleh pemerintah.

"UKM harus menjadi landasan kita menyusun persiapan kita untuk ikut atau tidak ikut dalam TPP," kata Putri.

Bahkan tutur dia, rumusan TPP yang kurang terbuka juga dipertanyakan oleh kongres AS yang notabene negara pelopor TPP.

Dia pun meminta pemerintah untuk membaca dan memperlajari 30 BAB yang ada dalam dokumen TPP sebelum memutuskan akan bergabung atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com