Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Syarat yang Harus Dipenuhi Merpati jika Ingin Kembali Mengudara

Kompas.com - 12/11/2015, 16:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) harus memenuhi sejumlah persyaratan jika ingin kembali beroperasi. Salah satunya adalah soal kepemilikan pesawat.

"Dia (Merpati) harus mengikuti (persyaratan), lima pesawat yang dimiliki, lima pesawat yang dikuasai (leasing atau sewa)," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata di kantornya, Kamis (12/11/2015).

Aturan tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

Dalam beleid itu disebutkan, setiap pesawat komersial berjadwal wajib mengoperasikan 10 pesawat dengan 5 pesawat berstatus milik perusahaan.

"Enggak bisa (kurang). Kalau dia mau berjadwal minimal harus 10 (pesawat). Itu untuk jaminan bahwa dia bisa melakukan pelayanan berjadwal atau rutin," kata Barata. 

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana melakukan privatisasi atas maskapai tersebut. Meski sudah tak memiliki aset, maskapai perintis pelat merah itu masih memiliki nama baik.

Baca: Kementerian BUMN Tak Akan Beri Tambahan Modal untuk Selesaikan Masalah Merpati.

Menurut Barata, syarat lain yang harus dipenuhi Merpati adalah memiliki direktur operasi seorang pilot.

Selanjutnya, dari sisi pesawat, Merpati harus melakukan pengecekan rutin berkala untuk menjamin keselamatan penerbangan.

Soal sertifikat operator penerbangan (AOC) yang sudah dicabut, Barata memastikan, Merpati akan mendapatkan kembali sertifikat itu jika memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. 

"Kemenhub, pada prinsipnya, kalau itu memenuhi persyaratan, tidak ada masalah," ujar Barata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com