Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timor Leste dan BP3TKI Bertukar Informasi Penempatan Tenaga Kerja

Kompas.com - 19/11/2015, 22:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pejabat Kementerian Tenaga Kerja Negara Timor Leste melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jakarta. Kegiatan tersebut disambut langsung oleh Kepala BP3TKI Jakarta, A Gatot Hermawan, didampingi Kabag TU BP3TKI, Joko Purnomo, di Kantor BP3TKI Jakarta, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2015).

Tujuan Kunker pejabat kementerian tersebut untuk bekerja sama mengenai tukar informasi mengenai pengiriman penempatan tenaga kerja luar negeri, termasuk menerima masukan dari pemerintah mengenai perlindungan kepada tenaga kerja yang dikirim atau ditempatkan ke luar negeri.

Pejabat Kementerian Tenaga Kerja Timor Leste yang melakukan Kunker ke BP3TKI Jakarta antara lain Dirjen Ketenagakerjaan Paulo Alves, Direktur Penempatan dan Perlindungan Frederico Pereira De Matos, dan lainnya

Pada kunjungan tersebut Kepala BP3TKI Jakarta, A Gatot Hermawan, menyampaikan kepada rombongan Kementerian Tenaga Kerja Timor Leste mengenai produk-produk pelayanan BP3TKI Jakarta.

Beberapa produk itu meliputi Pelayanan Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP),  pelayanan Elektronik Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (e-KTKLN), legalisasi visa ke TETO, pelayanan pusat krisis, pendaftaran dan validasi pendaftaran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) program G to G, informasi pasar kerja/job fair, serta pemberdayaan TKI Purna.

Seperti pada program pelayanan TKI Purna, Gatot menjelaskan, BP3TKI telah melakukan pembinaan kepada TKI purna di wilayah Jakarta. Pembinaan itu diantaranya membina TKI Purna yang terjun dalam bisnis kuliner dan kerajinan, antara lain kerajinan dompet dari limbah kain.

"Kendala TKI purna adalah pemasaran produk. Untuk itu BNP2TKI menggandeng pengusaha untuk melatih TKI Purna sekaligus membantu pemasaran produk TKI Purna," terang Gatot.

BP3TKI Jakarta, lanjut Gatot, telah melatih 400 orang TKI Purna. Bahkan, ada seorang TKI Purna yang sukses menjalankan bisnis binatu dan saat ini telah memiliki enam cabang usaha tersebut.

"Saat ini TKI Purna tersebut sudah menjadi motivator bagi TKI purna lainnya, dan bahkan menjadi nara sumber pada dinas koperasi dan UKM DKI Jakarta," kata Gatot.

Tak kalah pentingnya, pihaknya telah menyelenggarakan pasar kerja yang sebelumnya telah disosialisasikan kepada media massa, siswa-siwi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Balai  Latihan Kerja (BLK), dan sekolah tinggi kejuruan, baik itu perawat maupun pariwisata.

"Job fair ini penting dilakukan untuk mengurangi penempatan TKI ke luar negeri secara ilegal. Melalui kegiatan ini masyarakat juga dengan mudah menanyakan syarat, prosedur dan  mekanisme penempatan TKI ke luar negeri," jelas Gatot.

Usai melakukan dialog, Gatot mengajak rombongan pejabat Kementerian Tenaga Kerja Timor Leste meninjau ruang pelayanan TKI dan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS). Di sana rombongan menyaksikan langsung pelayanan petugas BP3TKI Jakarta dalam melayani proses penempatan kepada TKI dan PPTKIS.

Rombongan kementerian tersebut juga diajak berkeliling ruang pelayanan e-KTKLN terkait proses pelayanan e-KTKLN terhadap calon TKI. Mereka juga meninjau ruang kelas PAP, yaitu kelas calon TKI yang tengah mendapatkan pembekalan dari pemerintah sebelum ditempatkan atau bekerja ke luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com