Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahsyatnya Otak Miring

Kompas.com - 23/11/2015, 06:07 WIB

Oleh Jazak Yus Afriansyah
@jazakYA

KOMPAS.com - Saat itu bukanlah hal yang lazim atau bisa dikatakan sangat janggal membeli mayat yang tak bernilai sama sekali. Apalagi mayat tak bertuan alias mayat sebatang kara.

Namun inilah yang dilakukan oleh Leonardo Da Vinci pada zamannya.  Dia melakukan perbuatan yang oleh sebagian besar orang dianggap sebagi sesuatu yang agak kurang waras, boleh dibilang otaknya agak miring diantara otak orang yang normal.

Setelah membeli mayat tersebut, Da Vinci membedah mayat, dan melukis apapun yang ada dan yang tampak, termasuk organ-organ dalam tubuh manusia yang selama ini belum pernah dilukis atau minimal digambar. Perilaku ini oleh sebagian koleganya dianggap hal yang “nyeleneh” dan sekali lagi otak Da Vinci dianggap miring.

Lantas  apa yang terjadi setelahnya, adalah apa yang digambar dan dilukis oleh Da Vinci memberikan faedah yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan Biologi dan disiplin ilmu uang berkaitan.

Artinya otak miring Da Vinci memang terbukti dahsyat dikemudian hari dan akhirnya banyak orang menyadarinya.

Lain halnya yang dilakukan oleh Thomas Alva Edison, di usianya yang masih belia. Dia juga memiliki otak yang dianggap miring oleh guru dan teman-temanya, sehingga dikeluarkan dari sekolah Sang ibu pun terpaksa membimbing Thomas di rumah, semacam home schooling.

Otak miring Thomas bukan hanya saat di sekolah, diketahui dia pernah melakukan percobaan di gerbong kereta, yang hampir menyebabkan kebakaran hebat. Hal itu membuat Thomas ditampar petugas kereta sehingga dia pun diketahui mengalami gangguan pendengaran, akibat tamparan keras itu.

Rupanya tamparan itu membuat otak Thomas semakin miring sehingga dia tidak menghentikan eskperimennya, justru malah terus menambah.  Sejarah mencatat, dia membukukan kegagalan sebanyak 10.000 kali dalam berbagai percobaan.

Dari ribuan kegagalan itu banyak penemuan hebat yang sangat bermanfaat bagi umat manusia.

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah ada putra dan putri anak bangsa yang juga memiliki gejala otak miring?

Menurut catatan dan kajian penulis, sejujurnya telah banyak pula kita memiliki orang-orang dengan kondisi otak miring. Dengan keterbatasan ruang kita, kali ini saya kupas 1 dari puluhan kisah nyata yang inspiratif tersebut.

Dalam 5 bulan terkahir, kita bisa dan sering menyaksikan biker dengan jaket dan helm warna hijau kombinasi warna hitam, ayo tebak siapa mereka? Ya anda dan saya dengan cepat menyebut mereka adalah pasukan Go Jek.

Nadiem, seorang pemuda yang melihat situasi ibukota Jakarta yang semakin sumpek dan ruwet terutama lalu lintasnya, membuat otak miringnya menjadi aktif. Ya, dia mengembangkan sebuah moda transportasi yang tidak baru yaitu ojek, namun cara mengoperasikannya yang baru yaitu dengan memanfaatkan aplikasi teknologi informasi yang berbasis seluler dan internet.

Awalnya orang meragukan dan mencibir, mana mungkin moda transportasi yang dikenal tidak resmi bisa menggantikan atau setidaknya menjawab kebutuhan warga urban menghadapi tekanan kemacetan lalu lintas yang sudah melampaui batas?

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com