Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Fokus Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Pelemahan Ekonomi Global

Kompas.com - 25/11/2015, 06:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) berkomitmen mengendalikan stabilitas nilai tukar rupiah untuk merespon dinamika global.

Pertumbuhan ekonomi global yang masih lemah, tidak berimbang dan rentan terhadap gejolak diakui memberi pengaruh pada kestabilan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, gejolak di pasar keuangan global merupakan dampak dari antisipasi pasar terhadap rencana kenaikkan suku bunga di AS dan melambatnya ekonomi Tiongkok menekan pasar keuangan domestik.

Hal ini terutama ditandai tekanan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Merespons hal tersebut, Bank Indonesia dengan penuh keyakinan mengambil langkah kebijakan untuk memulihkan stabilitas ekonomi, agar tekanan tidak berlanjut dan mengganggu sendi-sendi perekonomian lainnya," kata Agus pada Pertemuan Tahunan BI, Selasa (24/11/2015).

Respon BI diwujudkan dalam bauran kebijakan dengan fokus jangka pendek pada upaya pengendalian stabilitas nilai tukar rupiah.

"Dari sisi moneter, kami tetap konsisten mengedepankan stance kebijakan moneter yang dapat menjaga inflasi tetap sesuai sasaran dan mengelola neraca transaksi berjalan agar semakin sehat dan kondusif, namun pada sisi lain tetap memberikan ruang bagi pemulihan ekonomi nasional," ungkap Agus.

Di samping itu, berbagai langkah pengendalian stabilitas nilai tukar rupiah juga dilakukan bank sentral secara berhati-hati yakni dengan mengelola stabilitas nilai tukar rupiah, memperkuat likuiditas rupiah di pasar uang dan memperkuat pengelolaan permintaan dan penawaran di pasar valas.

"Dalam konteks menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia secara terukur berupaya meminimalkan volatilitas nilai tukar agar tidak berlanjut kepada meningkatnya ekspektasi depresiasi rupiah dan inflasi. Strategi ini tentu memiliki harga, yakni turunnya cadangan devisa sebagai first line of defence," terang Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com