Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Targetkan Merger Bank BUMN Terlaksana di 2017

Kompas.com - 25/11/2015, 14:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Agenda konsolidasi pemerintah terhadap sederet perusahaan pelat merah terus berjalan.

Di sektor perbankan, pemerintah lewat tangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) konsisten memaksa merger bank syariah milik bank BUMN.

Kabar terbaru, OJK mempercepat tenggat waktu merger bank BUMN syariah menjadi tahun 2017 dari rencana awal 2018.

Saat ini OJK tengah memfinalisasi roadmap holding bank BUMN syariah. Demi mempercepat proses merger,  OJK mengaku melakukan koorodinasi intensif dengan Kementrian BUMN.

"Kami sudah beberapa kali menyurati Kementerian BUMN terkait dengan rencana pembentukan BUMN Syariah ini," ungkap Dhani Gunawan Idat, Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK, akhir pekan lalu.

Bank syariah pelat merah yang dipastikan masuk roadmap perbankan BUMN syariah yakni BNI Syariah, UUS Bank BTN, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Salah satu agenda penting dalam roadmap tersebut, merger diikuti dengan penambahan modal usaha.

OJK tengah menggodok beberapa opsi yang bisa ditempuh. Misal, penawaran saham perdana (IPO) sejumlah bank BUMN syariah.

Opsi IPO tengah dikoordinasikan dengan regulator yang membidangi pasar modal. Namun, skema merger dan penambahan modal masih menunggu putusan pihak Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas induk usaha bank BUMN syariah.

Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Lukita T Prakasa mengatakan, pihaknya terus mempercantik kinerja kendati ada keinginan pemerintah menggabungkan bank pelat merah syariah dalam satu atap.

"Kami terus memperkuat modal dan saat ini sedang proses sebagai bank syariah pertama yg melakukan Laku Pandai," ujar dia, Selasa (24/11/2015).

Permodalan dan ukuran aset menjadi salah satu faktor yang bakal menentukan ketetapan sebagai induk atau holding bank syariah BUMN.

Jika ditilik dari ukuran aset dan permodalan, Bank Syariah Mandiri (BSM) berpeluang besar menjadi induk usaha bank syariah BUMN. Akhir tahun 2014, total aset BSM mencapai Rp 66,94 triliun dengan modal Rp 5,57 triliun.

Yang pasti, rencana pembentukan holding merupakan harga mati yang ditetapkan OJK. Pasalnya, pangsa pasar bank syariah saat ini minim.

Faktor lain, holding memberi berkah efisiensi. Tercatat sampai Juni 2015, BOPO atau biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional bank syariah mencapai 84,5 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan BOPO bank konvensional 75,45 persen. (RR Putri Werdiningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com