Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Harga Komoditas, Tantangan Industri Kelapa Sawit

Kompas.com - 25/11/2015, 21:30 WIB

KOMPAS.com - Ada empat tantangan industri kelapa sawit hingga 2018. Kepengurusan Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) periode 2015-2018 di bawah kepemimpinan
Joko Supriyono memetakan tantangan itu sebagaimana warta laman gapki.com hari ini.

Tantangan pertama adalah pelemahan harga komoditas. Hingga kuartal pertama 2015 ini,  harga sejumlah komoditas minyak nabati, termasuk minyak sawit mentah, masih relatif rendah.

Pada April 2015, harga rata-rata CPO di pasar dunia (CIF Rotterdam) sebesar 660 dollar AS atau turun lebih dari 26 persen dibandingkan harga rata-rata CPO pada periode yang sama pada 2014. Harga rendah karena kondisi ekonomi global masih lesu belum mampu mendongkrak volume ekspor. Menghadapi tantangan ini, Indonesia perlu memperkuat rantai harga dengan mengembangkan industri hilir yang berkelanjutan.

Kedua, tantangan kebijakan. Pelaku usaha di sektor kelapa sawit mengharapkan dukungan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang membuka ruang bagi pengembangan dan  keberlanjutan usaha kelapa sawit. Misalnya, implementasi kewajiban (mandatory) biofuel.

Selanjutnya, adanya tinjauan terhadap retribusi dari sejumlah pemerintah daerah yang membebani pelaku usaha sawit di daerah. Perlu juga kepastian hukum mengenai tata
ruang wilayah, isu seputar tanah ulayat dan hak masyarakat adat, serta sejumlah kebijakan terkait tata kelola lingkungan seperti pengelolaan lahan gambut, instrumen ekonomi lingkungan, serta sertifikasi sawit berkelanjutan.

Tantangan ketiga adalah semakin kerasnya kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit Indonesia dari sejumlah LSM asing maupun LSM lokal yang berafiliasi dengan mitra mereka di luar negeri. “Dampak jangka panjang jika kampanye negatif ini tidak dilawan bersama oleh pelaku usaha dan pemerintah, akan  melemahkan daya saing sawit nasional,” katanya.

Tantangan keempat, makin banyaknya hambatan perdagangan di pasar internasional, baik hambatan tarif maupun non-tarif. Di Eropa, inisiatif untuk menerapkan nutella tax maupun food labeling adalah salah satu bentuk hambatan non-tarif.

Masa depan industri minyak sawit di Indonesia menjadi topik pembicaraan di Denpasar, Bali sepanjang tiga hari sejak Rabu (25/11/2015). Pergelaran untuk membicarakan hal tersebut adalah Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) yang ke-11. Pemilik hajatan akbar itu adalah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com