Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, rupiah sudah menguat sejak awal perdagangan.
Ia melihat, pasar lebih merespons data inflasi dalam negeri bulan November 2015 yang melandai di level 0,21 persen. Bahkan secara tahunan berada di bawah 5 persen.
Hingga akhir tahun ini Josua memperkirakan, inflasi akan sedikit berada di bawah 3 persen. “Dengan asumsi tersebut, maka inflasi masih cukup terkendali dan sesuai target pemerintah,” katanya.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, juga mengatakan, data inflasi menjadi sumber tenaga bagi rupiah. Namun, penurunan indeks manufaktur China menyebabkan rupiah masih rentan koreksi. Selanjutnya, pasar menanti data tingkat kepercayaan konsumen dan penjualan ritel.
Rabu (2/12/2015) ini Andri memperkirakan rupiah menguat di 13.730–13.900. Adapun, prediksi Josua, rupiah menguat di 13.675–13.800.
Sementara itu pada perdagangan di pasar spot pagi ini, berdasarkan data Bloomberg pukul 10.00 WIB, mata uang garuda berada di posisi Rp 13.783, naik tipis dibanding kemarin. (Wuwun Nafsiah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.