Hal tersebut dia sampaikan dalam agenda Gelar Pakan Ikan (Gepari) 2015, di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Slamet menuturkan, soal pakan sudah jadi masalah sejak dulu. Sebesar 70-80 persen biaya pakan menempati biaya paling besar dalam budidaya perikanan, lantaran didatangkan dari impor. Padahal, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selalu berpesan kalau bisa pembudidaya harus menikmati margin 40 persen agar bisa sejahtera seperti UKM lain.
"Dengan sinergi ini diharapkan tumbuhnya kemandirian," kata Slamet.
Lebih lanjut dia bilang, produsen pakan ikan ke depan juga harus mulai melihat potensi nabati sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan. KKP pun telah memberikan kemudahan bagi pembudidaya dan produsen pakan ikan, misalnya izin impor ikan indukan yang dipermudah, serta sertifikasi pakan ikan gratis.
"Tadi juga dilakukan penandatanganan kredit dari BRI ke pembudidaya di Indramayu yang menggunakan sertifikat tanahnya. Harapan kita ini bisa mendorong agar teman-teman lain bisa menggunakan sertifikat tanah sebagai agunan," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.