Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang-orang Super Kaya di Indonesia Picu Ketimpangan?

Kompas.com - 08/12/2015, 17:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, majalah Forbes melaporkan daftar 50 orang super kaya Indonesia tahun 2015.

Jika keseluruhan harta orang-orang itu dijumlahkan, kekayaannya mencapai 92 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 1.200 triliun.

Akan tetapi, para miliarder ini justru dinilai pemicu ketimpangan. Mengapa?

"Orang-orang terkaya ini memang memicu ketimpangan (gini rasio) semakin lebar. Akan tetapi, angka-angka (kekayaan) mereka itu kan dibaca dari laporan keuangan," kata Staf Ahli Wakil Presiden RI Sofjan Wanandi di Jakarta, Selasa (8/12/2015).

Meskipun menjadi orang-orang super kaya Tanah Air, harta kekayaan para miliarder tersebut dilaporkan menyusut.

Sebagai imbas kondisi perekonomian global yang penuh dengan ketidakpastian di tahun 2015, kekayaan mereka susut 9 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 124 triliun.

Seiring dengan menurunnya jumlah kekayaan orang-orang tersebut, penerimaan pajak juga turun.

"Ya pasti turun karena harga komoditas memang jatuh. Harga kelapa sawit, batu bara tahun ini kan turun semua. Akhirnya penerimaan pajak tahun ini juga turun. Kalau ekonomi turun pasti penerimaan pajak juga turun," terang Sofjan.

Dalam daftar yang dipublikasikan Forbes, Keluarga Hartono masih menempati posisi teratas dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia. Kekayaan Hartono mencapai 15,4 miliar dollar AS atau setara Rp 205 triliun dari bisnis rokok Djarum yang digeluti selama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com