Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama-nama Calon Direksi BPJS Sudah di Tangan Jokowi

Kompas.com - 10/12/2015, 10:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi (Pansel) Calon Anggota Dewan Pengawas dan Calon Anggota Dewan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah menyelesaikan tugasnya. Pada Senin (7/12/2015), Pansel telah menetapkan nama-nama calon direksi BPJS.

Saat ini, nama calon direksi BPJS tersebut juga sudah diberikan ke Presiden.

"Sudah selesai Senin malam, Selasa pagi diserahkan 2x8 nama untuk direksi ke Presiden. Sekarang tergantung Presiden kapan akan menentukan delapan nama untuk direksi (BPJS Kesehatan)," kata Wakil Ketua Pansel BPJS Kesehatan Suarhatini Hadad, Rabu (9/12/2015).

Dari daftar nama calon direksi BPJS Kesehatan yang telah dikirim ke Presiden tersebut, Tini masih enggan menyebutkannya. Dia juga tidak dapat mengatakan, apakah calon direksi BPJS Kesehatan incumbent masuk dalam daftar nama-nama yang dikirim ke Presiden.

Namun sayang, untuk BPJS Ketenagakerjaan Kontan masih belum mendapat konfirmasi. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya yang kembali mendaftar menjadi direksi mengatakan pihaknya menyerahkan seluruhkan kepada Pansel.

Yang pasti, Elvyn mengatakan, bilang pihaknya sudah melakukan semaksimal mungkin tahapan seleksi yang dilakukan. "Saya tidak tahu, tidak ada tanggapan. Kami kan peserta," kata Elvyn.

Hal senada juga dikatakan oleh Junaidi Direktur Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan. Pihaknya sudah melalui proses yang telah ditentukan oleh Pansel dan tidak mau berandai-andai atas hasil dari seleksi yang dilakukan. "Seleksi sudah, tes sudah, tinggal nanti tunggu keputusan pemerintah," kata Junaidi.

TB Rachmat Sentika Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) mengatakan, pihaknya tidak ikut campur dalam proses seleksi. Menurutnya, dalam pemilihan calon anggota badan pengawas dan calon anggota direksi BPJS sepenuhnya ditangan Pansel. Pasalnya, Pansel yang langsung bertanggung jawab dengan Presiden.

Sebelumnya, Koordinator advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan, direksi BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan yang saat ini menjabat dan mendaftar lagi dinilai tidak layak untuk duduk menjabat lagi.

"Mereka telah gagal dengan berbagai program yang dibuat," kata Timboel.

Beberapa temuan BPJS Watch atas kinerja direksi BPJS Ketenagakerjaan yang dipertanyakan antara lain, pertama, pergantian sistem informasi baru yang belum teruji. Padahal sistem baru tersebut tidak memberikan manfaat yang signifikan terhadap pelayanan BPJS Ketenagakerjaan saat ini.

Kedua, belum optimalnya pembentukan 150 kantor cabang pusat (KCP). Ketiga, tidak transparannya penyerahan aset dan dana program JPK ke Askes (BPJS Kesehatan) dari Jamsostek (BPJS Ketenagakerjaan) yang jumlahnya mencapai lebih dari Rp 400 miliar. (Handoyo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com