Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghirup Wangi Bisnis "Roaster" Kopi

Kompas.com - 12/12/2015, 14:15 WIB
KOMPAS.com - Sebagai penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia, tak heran Indonesia punya potensi besar untuk bisnis kopi.

Banyak peluang usaha yang muncul dari kopi. Dari hulu, misalnya, peluang untuk bertanam kopi sudah tak diragukan lagi. Di hilir apalagi, banyak usaha yang muncul, mulai dari menjadi pemasok hingga mendirikan kedai kopi.

Industri kopi memang berkembang pesat. Minum kopi saat ini sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Perkembangan ini merambah ke dunia usaha.

Tengok saja, kafe atau kedai kopi bertebaran di sejumlah sudut kota. Selain menyuguhkan suasana yang unik, menarik dan nyaman, mereka juga punya racikan kopi andalan. Pemasok kopi sangrai (roaster) juga menjadi peluang menjanjikan dengan menjamurnya kedai kopi ini. Namun, ada satu peluang yang tampaknya belum dilirik banyak orang, yakni membuat mesin sangrai kopi.

Di banyak kedai kopi, Anda mungkin akan menemukan mesin yang berfungsi menggoreng kopi dari kopi mentah menjadi siap untuk digiling. Ternyata sudah ada beberapa pemain lokal yang memproduksi mesin sangrai tersebut. Pengamatan Kontan, setidaknya ada tiga merek roaster lokal yang saat ini beredar di pasaran. Ketiga merek itu ialah Froco, Uncle John, dan Feike.

Tiga merek itu menyasar pangsa pasar yang berbeda pula. Ambil contoh merek Froco yang biasanya digunakan untuk menyangrai kopi dalam skala industrial. Sementara yang terakhir, Feike, menargetkan pasar menengah ke bawah. Produk roaster bermerek Feike ini dipasarkan dengan harga yang terjangkau.

Pemilik Feike Roastery, William Edison, memang ingin mengisi kekosongan pada pasar roaster kopi. William bilang, kebanyakan produsen roaster menargetkan pasar kelas menengah ke atas, terutama untuk produk impor. Harga yang ditawarkan pun gila-gilaan, bisa mencapai miliaran rupiah untuk kapasitas puluhan kilogram.

“Saya sengaja bikin dengan harga terjangkau supaya petani atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah bisa beli,” ujarnya.

William mulai memproduksi mesin sangrai kopi sejak 2011. Hingga sekarang, ratusan mesin sudah berhasil ia jual. Bahkan, menurut pria kelahiran Bagansiapiapi, Riau, ini, pertumbuhan bisnisnya bisa mencapai 100 persen per tahun.

Saat ini ia memproduksi mesin dengan kapasitas 1 kilogram (kg), 3 kg, 6 kg, dan 12 kg. Mesin  berkapasitas 1 kg dibanderol  dengan harga paling murah, yakni Rp 9,5 juta–Rp 16 juta per unit. Sementara yang paling mahal dibanderol Rp 125 juta per unit.

“Harga jual itu hanya sepertiga dibandingkan harga produk impor dengan kualitas yang hampir sama,” klaim dia.

Menurut William, beberapa tahun belakangan, masyarakat terbuka terhadap produk lokal, termasuk untuk mesin sangrai. Maklum, dari segi kualitas, ia bilang, banyak roaster yang sudah bisa bersaing dengan buatan luar negeri.

Berdasarkan pengalaman William, peluang bagi pemain lokal untuk mengembangkan produk ini terbuka lebar. Selain petani dan pelaku UMKM, banyak pemilik kafe kopi di daerah yang menggunakan mesin buatannya.

Saban bulan, William bisa menjual 10 unit mesin sangrai. Sementara, permintaan selalu bertumbuh. Namun, keterbatasan tenaga kerja membuat William tak bisa menyanggupi semua order yang datang kepadanya.

Dari bisnis ini, pria yang berusia 31 tahun ini bisa meraup omzet di atas Rp 100 juta per bulan. Adapun laba bersih dari bisnis ini sebesar 30 persen.

“Kami sengaja menekan harga agar banyak yang bisa beli,” tuturnya.

Halaman:
Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com