Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli Ungkap Praktik Diskriminasi di Freeport terhadap Warga di Papua

Kompas.com - 13/12/2015, 16:58 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, jika pemerintah memperpanjang operasi kepada PT Freeport Indonesia, maka perusahaan itu harus lebih memperhatikan warga Papua yang ada di sekitar area tambang.

Rizal menceritakan, baru-baru ini dia didatangi oleh tokoh masyarakat Papua yang dulu pernah bekerja di PTFI. Dari cerita orang-orang itu, terlihat gambaran betapa diskriminatifnya PTFI kepada masyarakat sekitar.

“Suatu hari, warganya, tetangga sekampungnya minta tolong membelikan beras, gula, dan kopi. Sebagai pegawai Freeport (warga yang dimintai tolong tadi) datang ke supermarket di dalam Freeport,” ucap Rizal.

Rizal mengawali ceritanya ini di hadapan wartawan usai mengisi acara Kompasianival Indonesia Juara 2015, di Jakarta, Minggu (13/12/2015).

Setelah selesai memilih beberapa barang yang ingin dibeli, si warga tadi pergi ke kasir untuk melakukan pembayaran. “Begitu mau dibayar, duitnya itu duit Indonesia. Kotor sekali rupiahnya. Kasirnya tahu ‘Ini pasti dari orang kampung nih’. Lalu kasirnya enggak mau terima,” lanjut Rizal.

Si warga yang hendak membayar dengan alat tukar yang sah tadi, marah, lantaran rupiahnya lusuh. “Dia marah. Apa salahnya? Kita kan bayar. Masa bayar aja enggak boleh (beli di situ)?” imbuh Rizal.

Tidak hanya itu saja, si pembeli yang notebene warga sekitar area tambang itu merusak barang yang sudah dia ambil.

“Gulanya dia buka bungkusnya, dia lempar ke kasir,” kata Rizal kemudian.

Tak hanya itu saja, beras yang dibelinya pun dirusak bungkusnya. Paska insiden itu, si penjaga toko langsung menangkap si pembeli. Akibat ulahnya, si pembeli harus menanggung konsekuensi dikeluarkan dari PTFI.

“Akhirnya si ibu ini dipecat dari Freeport. Saat ini (dia) jadi dosen di Universitas Cendrawasih di Papua. Nah ini adalah contoh Freeport melakukan banyak diskriminasi dan tidak bersahabat dengan rakyat Papua yang ada di sekitarnya,” kata Rizal.

Saat dikonfirmasi mengenai cerita Rizal ini, juru bicara PTFI Riza Pratama menyatakan belum mendengar adanya diskriminasi semacam itu.

Menurut dia,  saat ini PTFI malah memberikan lebih banyak kesempatan kepada putra Papua. Ada tujuh putra Papua yang menjabat sebagai Vice President di PTFI. Dia juga mengatakan, Rizal belum melihat sendiri kondisi di PTFI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com