Data Bloomberg pukul 08.35 WIB menunjukkan, mata uang garuda berada di posisi RP 14.011 per dollar AS, lebih kuat dibanding penutupan kemarin pada 14.123.
Senin (14/12/2015) kemarin, di pasar spot, rupiah melemah 0,93 persen ke level Rp 14.123 per dollar AS. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia melorot 1,0 persen menjadi Rp 14.076 per dollar AS.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI menuturkan, ada tiga faktor yang menampar rupiah. Pertama, penantian pasar terhadap pertemuan FOMC yang sudah di depan mata. Ketakutan akan potensi kenaikan suku bunga The Fed menjadi pemicu koreksi valuta global terhadap dollar AS.
"Kedua, tekanan dari harga minyak yang anjlok," kata Trian seperti dikutip Kontan.
Sebagai negara yang masih bergantung pada komoditas, kemerosotan harga minyak membebani posisi rupiah.
Terakhir, depresiasi yuan sejak awal Desember 2015. Ketika yuan terus menukik, mata uang regional Asia pun terkena imbasnya.
Trian memperkirakan, rupiah di antara Rp 14.075-Rp 14.175 per dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.