Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tax Ratio Rendah, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Kompas.com - 16/12/2015, 11:28 WIB
Ramanda Jahansyahtono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Afandi Lukman curigai ada Base Erotion and Profit Shifting (BEPS) di kalangan perusahaan multinasional. Pasalnya, dia melihat adanya ketimpangan yang besar antara pendapatan dari pajak dengan pendapatan GDP.

"Selama ini tax ratio kita selalu rendah, bahkan tidak sampai 12 persen. Bisa jadi ada praktik Base Erotion and Profit Shifting," ujar Rizal di Gedung Energi, Jakarta Sleasa (14/12/2015).

BEPS adalah sebuah fenomena di mana sebuah perusahan multinasional memanfaatkan aktivitas lintas batas (cross border activity) untuk menghindari pajak di suatu negara.

Modusnya, biasanya dengan melarikan pendapatannya ke kantor perusahaan di negara lain. Sehingga, pajak yang harus mereka bayar adalah pajak negara di kantor mereka berada.

"Misalnya perusahaan yang pabriknya di Indonesia melarikan pendapatannya ke kantor yang di Singapura. Jadinya mereka bayar pajak ke Singapura bukan ke kita," ujar Rizal.

Dia memaparkan, BEPS adalah akal-akalan perusahaan untuk memilih negara yang pajaknya paling murah. "Perusahaan pasti memilih negara yang pajaknya paling rendah," papar Rizal.

Dampaknya adalah pada tax ratio Indonesia yang rendah. Karena di satu sisi perusahaan melakukan kegiatan produksi di Indonesia, di sisi lain mereka tidak memberikan kontribusi pada pajak.

"Mereka produksi di sini, mereka berkontribusi pada GDP, tapi pada pajak kontribusi mereka tidak ada," tutur Rizal.

Rizal menambahkan, saat ini belum ada yang secara khusus mengatur hal ini. Maka, perusahaan-perusahaan tersebut tidak bisa dikatakan melanggar aturan.

"Kita enggak bisa apa-apa, karena ketika di laporan keuangan perusahaan tersebut emang kantornya di Singapura kok," ujar Rizal.

"Kita harus belajar ke negara-negara yang auditnya sudah menerapkan cara untuk menghindari praktik profit shifting (BEPS)," ucap tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com