Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting, Laporan Keberlanjutan Perusahaan sebagai Kewajiban

Kompas.com - 18/12/2015, 15:54 WIB

KOMPAS.com - Laporan keberlanjutan oleh perusahaan sebagai kewajiban di Tanah Air menurut mantan Menteri Lingkungan Hidup periode 1993-1998, Sarwono Kusumaatmadja adalah hal penting. Pasalnya, laporan keberlanjutan bermanfaat untuk menghindarkan investasi dari risiko lingkungan dan risiko sosial. "Makanya, perusahaan yang sudah melakukan laporan berkelanjutan patut mendapat apresiasi," kata Sarwono yang bertindak sebagai ketua tim juri Sustainability Reporting Award (SRA) 2015 di Jakarta pada Selasa (15/12/2015).

SRA 2015 adalah program National Center Sustainability Reporting (NCSR). Menurut ketuanya, Ali Darwin, SRA 2015 diikuti oleh 37 perusahaan nasional dan luar negeri.

Lebih lanjut, Sarwono mengatakan cepat atau lambat pelaporan keberkelanjutan akan menjadi kewajiban. Salah satu manfaat laporan ini adalah untuk memberi keyakinan kepada investor dan kreditor ihwal kedua risiko tersebut di atas.

OJK

Sementara itu, Ali Darwin berpandangan pemilik kewenangan mengatur laporan keberlanjutan di Indonesia adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, hampir semua bank juga telah membuat laporan keberkelanjutan. Selain bank, perusahaan publik juga telah membuat laporan berkelanjutan. Menurut perkiraan, jumlahnya sekitar 15 persen.

Menurut Ali, OJK perlu mengambil langkah strategis kapan laporan ini diwajibkan bagi perusahaan publik serta dimulai dari bidang usaha yang mana. "Kita mungkin bisa mengambil acuan dari bursa saham di Singapura," kata Ali.

Ali mengatakan SRA 2015 dibagi dalam tujuh kategori yakni (1) pertambangan logam dan mineral, (2) energi, gas, dan minyak bumi, (3) manufaktur, (4) infrastruktur, (5) jasa keuangan, (6) overseas, (7) first time report. NCSR juga memberikan penghargaan atas pengungkapan isu-isu penting dan unik, seperti konversi dan efisiensi energi, pemakaian energi baru dan terbaruk, kepedulian sosial, dan tata kelola yang baik.

Berturut-turut, juara pertama, kedua, dan ketiga menurut kategori adalah: (1) Antam, Kaltim Prima Coal, dan Indo Tambangraya Megah, (2) PGN, Star Energy Kakap, dan Indonesia Power, (3) Pupuk Indonesia, Bio Farma, dan Unilever, (4) Wijaya Karya, United Tractor, dan Telkom Indonesia, (5) BNI, Danamon, dan BII, (6) Maybank Malaysia, Bank Asia Bangladesh, dan Telekom Malaysia, serta (7) PetroChina, Pupuk Kujang, dan Pertamina EP Cepu.

Ali mengatakan dalam standar penilaian PBB terdapat 17 kriteria pelaporan keberkelanjutan di dalam suatu perusahaan. Sementara itu. penilaian yang dilakukan tim juri mencakup sekitar 100 item untuk menetapkan perusahaan yang masuk dalam SRA 2015.

Ali mengatakan, pelaporan keberkelanjutan ini akan bermanfaat bagi perusahaan untuk pengembangan investasi maupun untuk mendapatkan fasilitas pendanaan, maupun untuk melakukan kemitraan.

Menanggapi keberhasilan meraih penghargaan tertinggi, Direktur PT Antam (Persero) Tbk, I Made Surata mengatakan hal ini menjadi hadiah tutup buku yang mengesankan bagi seluruh jajaran Antam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

Whats New
Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com